EKSISTENSI KANTIN KEJUJURAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER JUJUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 PANGURUURAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana eksistensi kantin kejujuran di SMP Negeri 1 Pangururan; untuk mengetahui latar belakang berdirinya kantin kejujuran di SMP Negeri 1 Pangururan; dan untuk mengetahui apakah dengan keberadaan kantin kejujuran dapat membentuk karakter jujur pada siswa SMP Negeri 1 Pangururan. Untuk memperoleh data yang akurat, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode wawancara dan melakukan observasi langsung dengan sepuluh orang informan yaitu Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri 1 Pangururan serta pemilik kantin di luar sekolah. Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi kantin kejujuran masih tetap berdiri dari awal dibentuk (2008) hingga saat ini (2018) dan akan dipertahankan sebagai media penanaman moral dan pembelajaran peserta didik tentang pentingnya kejujuran, dimana kantin kejujuran dapat menjadi media latihan bagi peserta didik untuk membentuk karakter. Tahun 2014 berdiri kantin sehat sebagai bagian dari kantin kejujuran; Latar belakang berdirinya kantin kejujuran diawali dari adanya keluhan dari pihak kantin luar sekolah bahwa peserta didik sering melakukan tindakan ketidakjujuran dalam pengambilan barang di kantin luar. Kepala, staff dan guru SMP Negeri 1 Pangururan mendiskusikan pembentukan sebuah program yang ide awalnya berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berangkat untuk menyelamatkan anak didik dan generasi muda dari jeratan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme, yaitu Kantin Kejujuran; Keberadaan kantin kejujuran di SMP Negeri 1 Pangururan membawa banyak hal positif. Pada awalnya, banyak peserta didik yang berlaku curang, tetapi pihak sekolah memiliki metode yaitu dengan pemasangan kamera pengawas di area kantin kejujuran kemudian setelah mengetahui siswa mana yang telah berbuat curang maka akan diberi sanksi yaitu membersihkan lapangan dan diberikan surat panggilan kepada orang tua serta denda sebanyak tiga kali lipat dari apa yang telah diambilnya. Hal tersebut menjadi shocktherapy bagi peserta didik dan mulai mengurangi banyaknya siswa yang berbuat curang. Cara ini menjadi metode sekolah untuk peserta didik agar terus terlatih dalam melakukan kejujuran.