HORBO JOLO DAN HORBO PUDI : KONFLIK INTERNAL KLAN SIMANJUNTAK PADA ETNIK BATAK TOBA DI KECAMATAN BALIGE

Penelitian ini berfokus pada latar belakang konflik dan hubungan sosial klan Simanjuntak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Balige tepatnya di dua desa yakni desa Hutabulu dan desa Parsuratan dengan mewawancarai informan-informan yang terkait dengan konflik dan mengetahui secara mendalam mengenai konflik Simanjuntak. Tujuan Penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui apa latar belakang yang menyebabkan terjadinya konflik antara horbo jolo dan horbo pudi pada klan Simanjuntak,(2) untuk mengetahui bagaimana relasi sosial yang terjadi antara Simanjuntak horbo jolo dan Simanjuntak horbo pudi. Teknik pengumpulan dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan kualitatif dengan cara mengelompokkan data, menginterprestasi data, analisis data dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang konflik klan Simanjuntak disebabkan oleh perebutan harta warisan antara anak dari istri pertama Marsundung Simanjuntak dan anak dari istri keduanya. Oleh karena pembagian harta warisan yang antara Simanjuntak yang berkonflik sehingga masyarakat menjuluki mereka dengan sebutan horbo jolo dan horbo pudi, 2) hubungan sosial antara klan Simanjuntak merenggang akibat mengingat konflik yang terjadi sewaktu nenek moyang Simanjuntak. Hingga saat ini, sebahagian klan Simanjuntak horbo pudi belum bisa menjalin hubungan yang baik dengan horbo jolo.