MAHLINA (2018) SEJARAH KENI MASYARAKAT GAYO DI DESA JONGOK MELUEM KECAMATAN KEBAYAKAN KABUPATEN ACEH TENGAH. Undergraduate thesis, UNIMED.
1. NIM. 3142121007 COVER.pdf - Published Version
Download (117kB) | Preview
2. NIM. 3142121007 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version
Download (230kB) | Preview
3. NIM. 3142121007 ABSTRACT.pdf - Published Version
Download (95kB) | Preview
4. NIM. 3142121007 PREFACE.pdf - Published Version
Download (261kB) | Preview
5. NIM. 3142121007 TABLE OF CONTENT.pdf - Published Version
Download (60kB) | Preview
6. NIM. 3142121007 TABLES.pdf - Published Version
Download (31kB) | Preview
7. NIM. 3142121007 APPENDICES.pdf - Published Version
Download (31kB) | Preview
8. NIM. 3142121007 CHAPTER I.pdf - Published Version
Download (313kB) | Preview
12. NIM. 3142121007 CHAPTER V.pdf - Published Version
Download (182kB) | Preview
13. NIM. 3142121007 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version
Download (218kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini membahas tentang Sejarah Keni masyarakat Gayo di Desa Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, proses pembuatan, bentuk dan fungsi, ukiran dan makna ukiran serta hubungan prestise bagi perempuan dalam pembuatan Keni
Gayo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (field research). Metode penelitian lapangan diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, yang berhubungan dengan judul penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sejarah Keni pada masyarakat Gayo sudah digunakan sebelum kedatangan Belanda di tanah Gayo, pembuatan keni Gayo merupakan keahlian yang diwariskan secara turun temurun. Namun Pada tahun 1974 di lestarikan kembali oleh nenek Nurdiana yang diawali dengan ketertarikannya pada bentuk dan motif-motif yang ada pada Keni Gayo yang merupakan buatan mertua beliau bernama Nurmunah yang awalnya ia temukan di atas keben (tempat penyimpanan padi). Kemudian Keni Gayo mulai ia kembangkan sejak tahun 1986 dan menjadi benda budaya (benda
koleksi). Keni rawan digunakan untuk tempat air minum bapak dan keni banan untuk tempat air minum mamak. Keni rawan ini berbentuk tinggi langsing, badan berbentuk cembung dan mempunyai leher dan juga tutup di atasnya seperti kerucut.
Keni rawan juga memiliki corot dengan ujung mengembung di pertengahan corotnya yang berfungsi sebagai jalan keluarnya air. Sedangkan pada Keni banan terdapat perbedaan yang mana perbedaan tersebut terletak pada bagian bawah. Dibagian
bawah Keni rawan mempunyai kaki berbentuk silinder, sedangkan Keni banan bagian bawahnya tidak mempunyai kaki dan berbentuk cembung serta lebih besar dan terdapat perut yang berfungsi untuk menampung air. Ukiran yang digunakan
yaitu peger, puter tali, pucuk rebung, emun berangkat, dan tekukur. Dalam sejarahnya Keni digunakan sebagai lambang prestise di kalangan wanita suku Gayo, karena ketika dia menikah nanti kerajinan yang telah mereka buat akan dibawa
sebagai tempahnya (dibawa setelah menikah).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | SK-2018 SJRH 092 |
Keywords: | Keni, Masyarakat Gayo, Jongok Meluem |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Mr Renaldi Syafaruddin Akbar |
Date Deposited: | 20 Feb 2019 11:41 |
Last Modified: | 01 Apr 2019 03:33 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/32034 |