PENGARUH LUBUK LARANGAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DALAM MATERI EKOSISTEM SUNGAI PADA MASYARAKAT SERTA SISWA DI KABUPATEN PALUTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kearifan lokal Sipalanduk dan pengaruh lubuk larangan terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan masyarakat serta siswa berdasarkan: (1) Lokasi sekolah; (2) Perspektif gender; dan (3) Tingkat pendidikan dalam materi ekosistem sungai di Kabupaten Paluta. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif, observasi dan wawancara langsung. Sampel penelitian sebanyak 252 yang terdiri dari masyarakat dan siswa yang ditentukan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen berupa tes pengetahuan yang berjumlah 10 soal, dan angket sikap peduli lingkungan yang berjumlah 12 pernyataan serta wawancara langsung. Teknik analisis data menggunakan Uji Mann Whitney dan Kruskal Wallis dengan taraf signifikan α = 0,05 melalui program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kearifan lokal Sipalanduk memiliki konsep berbeda, dimana masa panen ikan dilakukan setahun sekali pada saat hari ketiga lebaran; (2) Ada pengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan lingkungan berdasarkan lokasi sekolah (U=6144,500 ; P=0,002). Pengetahuan lingkungan yang dekat dari lubuk larangan adalah 65,20±15,994 ( ̅ ; lebih tinggi dibandingkan dengan yang jauh dari lubuk larangan adalah 57,01±20,288 ( ̅ ; (3) Ada pengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan lingkungan berdasarkan perspektif gender (U=6353,000 ; P=0,014). Pengetahuan lingkungan pada laki-laki adalah 64,25±18,667 ( ̅ lebih tinggi dibandingkan perempuan adalah 58,77±18,454 ( ̅ ; (4) Ada pengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan lingkungan berdasarkan tingkat pendidikan (Χ2 = 17,875; P = 0,000). Pengetahuan lingkungan dari masyarakat adalah 71,25±15,053 ( ̅ lebih tinggi dibandingkan SMA adalah 64,00±15,916 ( ̅ lebih tinggi dibandingkan SMP adalah 62,46±17,680 ( ̅ dan lebih tinggi dibandingkan SD adalah 51,95±19,937 ( ̅ ; (5) Ada pengaruh secara signifikan terhadap sikap peduli lingkungan berdasarkan lokasi sekolah (U = 1687,000 ; P = 0,000). Sikap peduli lingkungan yang dekat dari lubuk larangan adalah 79,91±8,865 ( ̅ lebih tinggi dibandingkan dengan yang jauh dari lubuk larangan adalah 56,22±15,805 ( ̅ ; (6) Tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap sikap peduli lingkungan berdasarkan perspektif gender (U=7414, 000 ; P=0,570). Sikap peduli lingkungan pada laki-laki adalah 67,82±15,910 ( ̅ lebih rendah dibandingkan perempuan adalah 68,08±18,569 ( ̅ ; dan (7) Ada pengaruh secara signifikan terhadap sikap peduli lingkungan berdasarkan tingkat pendidikan (Χ2 = 29,312 ; P = 0,001). Sikap peduli lingkungan dari masyarakat adalah 76,13±13,697 ( ̅ lebih tinggi dibandingkan SMA adalah 68,33±16,833 ( ̅ lebih rendah dibandingkan SMP adalah 69,51±16,569 ( ̅ dan lebih tinggi dibandingkan SD adalah 62,12±18,736 ( ̅ . Tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pemerintah, orang tua, guru, dan sumber informasi lainnya untuk selalu mengembangkan dan melestarikan lubuk larangan sebagai kearifan lokal yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan masyarakat dan siswa demi kesejahteraan bersama.