Manalu, Alberd Doharman (2010) PERUBAHAN FUNGSI TOR-TOR PADA UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA DALAM ADAT BATAK TOBA. Masters thesis, UNIMED.
072188530002 bab I.pdf - Published Version
Download (589kB) | Preview
072188530002 kata pengantar.pdf - Published Version
Download (403kB) | Preview
072188530002 bab V.pdf - Published Version
Download (1MB) | Preview
072188530002 abstrak.pdf - Published Version
Download (327kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini mempunyai dua tujuan yakni : Pertama dalam menjelaskan bagaimana fungsi tortor dilaksanakan dalam upacara kematian saur matua pada masyarakat Batak Toba sebelum mendapat pengaruh ajaran ke-Kristenan dan pengaruh dari perkembangan jaman yang dihadapinya. Kedua menjelaskan perubahan fungsi tortor pada upacara kematian saur matua dalam adat Batak Toba setelah masuknya agama Kristen dan pengaruh modernisasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deslcriptif. Seluruh Data yang ada telah dianalisa secara deskriftif sampai dapat menarik sebuah kesimpulan.Dalam basil penelitian menunjukkan bahwa tortor merupakan sebuah media khusus yang dilakukan orang Batak dulu terhadap mula jadi na bolon yang diyakni sebagai penguasa langit dan Bumi. Melalui pelaksanaan tortor, setiap individu terpanggil untuk melakukan komunikasi dengan `mula jadi na bolon di dalam menjaga dan memelihara kehidupan khususnya di dalam menginginkan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu tortor dipahami dalam fungsi dan kegunaannya sebagai kebutuhan hidup ( human needs ). Demikian halnya dengan fungsi tortor pada upacara kematian khususnya dalam kategori saur matua. Peranan tortor dalam upacara tersebut menjadi penting dan bahkan tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan adat tersebut karena diyakni sebagai media dalam menjalankan seluruh rangkaian pelaksanaan adat .Dalam berbagai perubahan yang dihadapi oleh setiap sulcu , bangsa dan negara di tengah-tengah dunia sekarang ini, termasuk pengaruh globalisasi yang semakin kompleks, nampaknya tidak dapat dibendung begitu saja, sehingga masyarakat Batak Toba juga turut mengalami perubahan tersebut. Takkala pentingnya perubahan fungsi tortor dalam upacara kematian saur matua . Tortor yang pada mulanya di nilai sangat sakral oleh karena dianggap sebagai mediasi kepada sang pencipta ( mula jadi na bolon ), temyata hams berubah dalam berbagai hal.Kecamatan Tampahan salah satu daerah yang masih dianggap sebagai daerah adat di Tapanuli, nampaknya juga hams berhadapan dengan perubahan tersebut, sehingga dalam pelaksanaan upacara kematian saur matua juga, tidak lagi dilaksanakan sepertli dulu sebelum ke Kristenan datang. Hadimya ke Kristenan dan perkembangan zaman membuat banyaknya perubahan. Oleh karena itu penulis menetapkan daerah ini sebagai tempat penelitian penulis khususnya di dalam meneliti perubaan fungsi tortor pada upacara kematian saur matua. Setelah mengamati beberapa hal dalam peranan dan fungsi tortor yang sebenamya, maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi tortor benar-benar mendapat perubahan baik dalam perubahan bentuk, nilai dan norma, tujuan, fungsi, peralatan serta bahasa.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | 390.1 Man p |
Keywords: | Upacara Adat; Batak Toba; Kematian |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN357 Culture and cultural processes |
Divisions: | Program Pasca Sarjana > Antropologi Sosial |
Depositing User: | Mrs Yuni Chairani |
Date Deposited: | 09 Apr 2016 08:13 |
Last Modified: | 09 Jun 2016 03:38 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/2793 |