Zulkarnain (2009) TRADISI UPACARA KEMATIAN : SUATU STUDI ANTROPOLOGIS PADA MASYARAKAT JAWA DI TEBING TINGGI. Masters thesis, UNIMED.
062188510015 Kata Pengantar.pdf - Published Version
Download (602kB) | Preview
062188510015 Abstrak.pdf - Published Version
Download (491kB) | Preview
062188510015 Daftar Isi.pdf - Published Version
Download (372kB) | Preview
062188510015 Bab I.pdf - Published Version
Download (3MB) | Preview
062188510015 Bab VII.pdf - Published Version
Download (380kB) | Preview
062188510015 Daftar Pustaka.pdf - Published Version
Download (439kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi karena pendekatan ini paling relevan untuk mengkaji, menggambarkan, menguraikan dan menganalisis Tradisi Upacara Kematian pada masyarakat Jawa di Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara.Subyek dalam penelitian ini adalah keluarga Jawa yang melaksanakan tradisi upacara kematian dan yang tidak melaksanakan upacara kematian, serta tokoh masyarakat Jawa, bilal mayit, ulama atau ustadz dan dalam memperoleh data peneliti menggunakan tehnik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.Upacara kematian adalah salah satu tradisi yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa di Kelurahan Berohol, selain dari upacara lain seperti menyambut kelahiran dan perkawinan. Upacara kematian merupakan ritual yang telah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa sebagai wujud dan penghormatan kepada para arwah, juga sebagai wujud bantuan dan keluarga yang hidup agar arwah tenang dan dapat diterima Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan terhadap ruh yang masih berada disekitar rumah dan akan datang kerumah pada bulan dan hari-hari tertentu melahirkan upacara seperti nelung dino, mitung dino, matang puluh dino, nyatus, pendhak siji, pendhak loco, nyewu dan nyadran. Penghormatan terhadap jenazah juga dilakukan sebelum jenazah diberangkatkan kepemakaman yang melahirkan upacara seperti: brobosan, pecah piring, menyapu jalan dan ngesur tanah.Upacara kematian dapat bertahan ditengah-tengah masyarakat Jawa tidak terlepas dari faktor pemahaman keagamaan yang dianut sebagian besar masyarakat Jaw yaitu paham kaum tua. Keyakinan bahwa doa dan pahala yang disampaikan oleh orang yang masih hidup kepada yang sudah meninggal akan sampai kepada si mayit membuat tradisi upacara kematian tetap bertahan, meskipun dengan berbagai macam perbedaan. Paham kaum tua membuka din terhadap norma adat sehingga dalam pelaksanaan upacara sunatan, mengayunlcan dan perkawinan selalu diiringi tepung tawar.Meski demikian, tradisi upacara kematian sedikit banyak telah mengalami perubahan seiring dengan tingginya tingkat pemahaman agama Islam yang dianut mayoritas masyarakat jawa dikelurahan Berohol. Ada beberapa ritual yang tidak selalu dilakukan lagi seperti pecah piring, membakar kemenyan dan memberikan sesajen.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | 306.9 Zul t |
Keywords: | Status Sosial; Etnis Jawa; Kebudayaan |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN357 Culture and cultural processes G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races |
Divisions: | Program Pasca Sarjana > Antropologi Sosial |
Depositing User: | Mrs Yuni Chairani |
Date Deposited: | 09 Apr 2016 08:13 |
Last Modified: | 10 May 2016 20:13 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/2773 |