ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Kemiskinan adalah masalah krusial yang dihadapi dalam pembangunan di Indonesia dan seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sumatera Utara. Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2002 hingga 2015 mengalami fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh produk domestik regional bruto, inflasi, pengangguran dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data time series tahun 2002 hingga tahun 2015 dari BPS Sumatera Utara. Untuk analisis data menggunakan Metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model estimasi regresi linier berganda yang didasarkan atas pengolahan data dengan menggunakan program software eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 sebesar 0,8168. Ini berarti sebesar 81,68% proporsi variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variasi variabel terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya sebesar 18,32% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.Variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, nilai koefisiennya -0,143933. Variabel kesehatan juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, nilai koefisien -0,087404.Variabel inflasi memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kemiskinan yang ditunjukkan dari probabilitasnya yang lebih besar dari taraf signifikan 5% dan nilai koefisien -0,001806. Sedangkan variabel pengangguran memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kemiskinan yang ditunjukkan dari probabilitasnya yang lebih besar dari taraf signifikan 5% nilai koefisien 0,179467. Untuk mengurangi kemiskinan maka pemerintah perlu lebih memperhatikan pembangunan yang tidak lagi diletakkan pada kekuatan sumber daya alam saja, tetapi pada kekuatan sumber daya manusia yaitu dengan meletakkan skala prioritas pembangunan kepada pembangunan manusia, melalui kegiatan kewirausahaan. Dengan demikian mendorong masyarakat untuk berwirausaha sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan mendorong peningkatan PDRB. Serta meningkatkan pembangunan fasilitas kesehatan secara merata serta memonitoring terhadap rumah sakit maupun puskesmas dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang ingin berobat tanpa melihat kelas-kelas ekonomi. Adanya sinergi informasi dan kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sehingga dapat mengoptimalkan hasil yang diharapkan dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel yang disesuaikan dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara.