PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik problem solving terhadap kebiasaan belajar siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik problem solving terhadap kebiasaan belajar siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pre-test dan post-test one group design. Subjek penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 7 Medan yang ditentukan dari hasil representatif (mewakili) dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) memberikan angket sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving, (2) melihat hasil siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah dari hasil angket, (3) penarikan sampel dilakukan dengan random sampling yang terdiri dari 10 orang yang mewakili siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah. Instrument yang digunakan adalah angket kebiasaan belajar untuk menjaring data tentang kebiasaan belajar yang dimiliki oleh siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket, dari 70 item angket maka diperoleh 43 item angket yang dinyatakan valid dan reliabel. Instrument diberikan sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving. Teknik analisis data menggunakan uji tanda wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik problem solving terhadap kebiasaan belajar siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 7 Medan diperoleh rata-rata nilai pre-test (M)= 95 dan standar deviasi (SD)= 23,38 sedangkan post-test rata-rata (M)= 138 dan standar deviasi (SD)= 13,26, dengan demikian pemberian layanan bimbingan kelompok teknik problem solving memberikan pengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon yang menunjukan bahwa pada uji jumlah jenjang wilcoxon diperoleh hasil perhitungan jumlah jenjang bertanda positif= 31 dan jumlah jenjang bertanda negatif= 15. Jadi, nilai J= 15 yaitu jumlah jenjang yang lebih kecil. Dari tabel nilai kritis J untuk uji jenjang bertanda wilcoxon untuk n= 10, α= 0,05 penguji dua arah J 0,05= 8. Oleh karena J hitung > J tabel yang mana 15 > 8, maka dapat dikatakan bahwa ada perubahan kebiasaan belajar siswa dari sebelum diberikan layanan dengan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dengan konstribusi 45,26%.