MANUK (DAYOK) NABINATUR:SEJARAH KULINER BATAK SIMALUNGUN KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Kuliner Pada Batak Simalungun Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. Peran dan Nilai Manuk (Dayok) Nabinatur pada Budaya Batak Simalungun. Makna dan Fungsi Manuk (Dayok) Nabinatur pada Budaya Batak Simalungun. proses penyajian Manuk (Dayok) Nabinatur pada Batak Simalungun Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif Kualitatif. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yakni upaya memperoleh data dengan melakukan wawancara,langsung dengan Tokoh-tokoh Petua-Petua Adat yakni upaya memperoleh data dari buku-buku atau literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Manuk (Dayok) Nabinatur merupakan makanan adat masyarakat Simalungun yang memiliki makna-makna dan nilai-nilai luhur tersebut dengan harapan agar hati , pikiran , dan kehidupan kita menjadi teratur sampai di kemudian hari seperti teraturnya Manuk (Dayok) Nabinatur. Penyajian Manuk (Dayok) Nabinatur bermaksud untuk menyampaikan suatu pesan atau petuah kepada orang yang akan disuguhkan makanan Manuk (Dayok) Nabinatur tersebut. Pesan dan petuah yang diberikan berupa petuah yang sangat berharga dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yaitu agar hati , pikiran, dan kehidupan kita yang selayaknya. Manuk (Dayok) Nabinatur adalah makanan khas adat orang Simalungun yang terbuat dari Ayam yang dagingnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian kemudian disusun teratur dia atas piring ‘Pinggan’. Untuk menyampaikan maksud berupa nasehat maupun harapan dalam acara adat salah satu pihak keluarga tertentu memberikan Manuk (Dayok) Nabinatur sebagai pengantaranya kepada pihak keluarga si penerima di samping itu juga Manuk (Dayok) Nabinatur itu mengandung suatu petuah yang sangat berharga dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi yang lebih baik. Demikian halnya dengan nilai-nilai luhur adat budaya serta Sejarah Kuliner Simalungun sudah mulai berubah bentuk proses penyajian dan sudah mulai terlupakan jika diabiarkan pasti sirna luhur adat budaya Simalungun yang sudah tumbuh sejak dahulu setidaknya harus dapat dikembangkan dan dikaji kembali Sejarah Kulinernya.