PAHAM MARXIS DALAM PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO TAHUN 1959-1965

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Paham Marxis dalam Pemikiran Politik Soekarno Tahun 1959-1965. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan menerapkan penelitian Pustaka (Library Research) yang bertujuan untuk mendapatkan sejarah yang diinterpretasikan menjadi historiografi sejarah. Berdasarkan sumber informasi yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh dikelompokkan melalui verifikasi dan kritik sumber, interpretasi dan historiografi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta). Menjadi naskah laporan penelitian. Dari hasil penelitian, dapatlah diketahui latar belakang masuknya Paham Marxis ke Indonesia dibawa oleh H.J.F.M. Sneevliet pada Tahun 1914 bersamaan dengan berdirinya Indische Sociaal Democratishe Vereeniging atpau Serikat Sosial Demokrat (ISDV) di Indonesia. ISDV melalui Sneevliet merapatkan diri dengan Partai Sarekat Islam dan mereka berhasil membangun Within Blog (Blok merah) di dalam tubuh SI. Paham Marxis akhirnya berkembang dalam tubuh SI dan juga di lapisan masyarakat Indonesia hingga akhirnya membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Soekarno yang tertarik pada ajaran-ajaran Marxis dan mengilhami tokoh-tokoh Marxis seperti Karl Marx, Friederich Engel, Trotsky, akhirnya juga mendukung konsepsi-konsepsi Marxisme dan merapatkan diri dengan PKI. Selama Soekarno menjadi Presiden, ia menjalankan kepemimpinan dan politiknya tidak terlepas dari pengaruh Marxis. Diantaranya ialah analisis pidato-pidato Soekarno yang bertemakan Marxis, Pemikiran politik Soekarno yang melahirkan konsep ideologi Nasakom dan Marhaenisme, pemikiran politik Soekarno untuk mendirikan sistem Demokrasi Terpimpin, pemikiran politik Soekarno untuk mendirikan DPR-GR, Pemikiran politik Soekarno untuk mendirikan partai politik tunggal (PKI), dan pemikiran politik Luar Negeri Soekarno yang berporos pada negara Komunis seperti RRC.