DESKRIPSI KOMPETENSI GURU SD NEGERI PLUS TIGA BALATA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO.14 TAHUN 2005

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru SD Plus Tiga Balata dalam pelaksanaan sertifikasi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Kemudian untuk melihat peluang dan tantangan kesiapan guru-guru menghadapi sertifikasi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, meliputi reduksi data, display data dan diakhiri dengan kesimpulan dan verifikasi. Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, berperan serta dalam situasi aktivitas sekolah, pengkajian dokumentasi, dan wawancara. Data yang terkumpul mulai dari awal sampai akhir penelitian selanjutnya dianalisis, merumuskan temuan dan membuat laporan.Temuan penelitian ini : (1) Kompetensi Kepribadian guru-guru SD Plus Tiga Balata termasuk dalam kategori baik, (2) Kompetensi Sosial termasuk dalam kategori belum memnaskan atau sedang, (3) Kompetensi Pedagogik guru termasuk dalam kategori baik, (4) Kompetensi Profesional dari guru-guru juga menunjukkan kategori yang baik. Berkaitan dengan peluang yang dihadapi oleh guru-guru dalam sertifikasi guru pada tahun 2008 ini menunjukkan 70,4% guru termasuk kedalam kategori guru yang berpengalaman dilihat dari masa kerja, usia dan golongan kepangkatan, adanya motivasi yang tinggi dan guru-guru untuk melanjutkan pendidikannya, hal tersebut juga didukung oleh adanya kebijakan pemerintah daerah dalam membantu pendanaan melalui bea siswa dan terbukanya akses bagi guru untuk mengikuti berbagai aktivitas profesional melalui pemberdayaan MGMP dan KKG. Tantangan yang dihadapi antara lain masih sedikitnya guru yang berkualifikasi akademik setara S-1 (hanya 28%). Begitu pula mengenai prestasi akademik dan karya pengembangan profesi yang dimiliki guru masih sangat rendah dan kurang ( sekitar 18% dan 22,2%). Tantangan lainnya adalah belum maksimalnya sosialisasi mengenai sertifikasi kepada guru-guru dan adanya pembatasan dalam kuota untuk daerah kabupaten sehingga jumlah peserta sertifikasi setiap tahunnya didasarkan atas kuota yang ditetapkan.