PERSAINGAN BERLATAR BELAKANG ETNIK DAN AGAMA PADA LEMBAGA-LEMBAGA POLITIK DI KOTA MEDAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh birokrasi patrimonial di lembaga¬tembaga politik yakni DPRD dan Pemerintahan Kota Medan. Apalagi setelah diberlakukannya Undang-undang No 22 Tabun 1999 tentang otonomi daerah di pemerintahan kota dan pemerintahan kabupaten. leh karena itu perlu dilakukan kajian dan penulusuran Iebih jauh tentang persaingan yang terjadi pada jabatan¬jabatan politik yang berlatar belakang etnik dan agama.Masalah utama dalam penelitian ini adatah :1. Sejauh mana proses persaingan berlatar belakang etnik dan agama untuk tnemperoleh posisi jabatan-jabatan strategis pada Pemerintahan Kota Medan dan DPRD 11 Medan.2. Bagaimana perimbangan komposisi jabatan-jabatan strategis dilihat dari latar belakang etnik dan agama di Pemko Medan DPRD 11 Medan,Dalam persaingan berlatar belakang etnik ini akan diungkapkan patron client mana yang digunakan oleh mereka untuk metnperoleh jabatan dimaksud. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Mat pengumpulan data menggunakan wawancara personal secara langsung dengan informan, sampel yang ditetapkan secara sengaja (puiposIve .sampling), yang diambil dari sebagtan dari mereka yang terlibat langsung dengan masalah, serta rnemanfaatkan data dokumentasi etnis dan agama pada jabatan yang ada di Pemko Medan dan DPRD II MedanObservasi partisipasi untuk menangkap hat-hal yang berhubungan tentang upaya mempertahankan dan memelihara jabatan-jabatan dimaksud yakni perilaku hubungan-hubungan yang dijalin dengan atasan serta sistem nilai sebagai pejabat terungkap dalam penelitian ini.Dan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa di DPRD II Medan persaingan untuk memperoleh nomor jadi terjadi di partai politik masing-masing agar duduk di legistatif Persaingan lanjutan setelah duduk sebagai anggota dewan terjadi pada pemilihan walikota, pemilihan ketua dan wakil ketua DPRD II, pemilihan ketua komisi yang terkait dengan etnis dan agama serta kepentingan kelompok.Persaingan dalam pengesahan RAPBD dan PAPBD di komisi dan panitia anggaran, terjadi kepentingan individu dan ketompok terkait dalam persaingan ini, Posisi jabatan-jabatan ikut menjadi persaingan di Pemko Medan, hubungan darah, hubungan etnis dan hubungan agama berjalan secara halus dan rapi dalam kepentingan ini.Jalur patron klien ikut terungkap dengan berbagai macam corak sesuai apa yang dialami oleh pejabat-pejabat dimaksud. Budaya kepatuhan kepada atasan dengan rasa honnat memberi pelayanan pada atasan berperan dalam melanggengkan jabatan-jabatan mereka. Perbandingan jumlah pegawai dengan jabatan yang tersedia sebesar 4 banding 1 ikut berpengaruh pada penetapan jabatan di Pemko Medan.