MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) VOKASIONAL DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) LABUHAN BATU

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen penyelenggaraan program kecakapan hidup (life skills) Vokasional di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Labuhanbatu dan bagaimana pelaksanaannya.Sebagai bahan kajian dalam teori yang melandasi penelitian ini dimulai dari pengertian manajemen, fungsi manajemen yang menitikberatkan pada fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan Beberapa pendapat para ahli tenting pendidikan kecakapan hidup (life skills). Uraian manfaat program kecakapan hidup (life skills) vokasional yang diarahkan untuk memecahkan masalah pengangguran, kemiskinan dan pelaksanaannya didasarkan atas kebutuhan masyarakat,. Dalam kajian teori juga mengemukakan pola pengembangan kecakapan hidup (life skills) melalui jalur pendidikan luar sekolah.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dilaksanakan di SKB Labuhanbatu. Teknik pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sebagai informan penelitian adalah kepala SKB Lahuhanbatu, ketua penyelenggara program, dan sebagai triangulasi narasumber teknis dua orang, warga belajar dua orang.Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan, dimulai dengan merumuskan suatu tujuan penyelenggaraan, menetapkan jenis keterampilan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan warga masyarakat dan tidak dilakukan identifikasi kebutuhan pasar dan hal ini tidak sesuai dengan tujuan penyelenggaraan program kecakapan hidup, disebabkan tidak mudahnya melakukan identitikasi kebutuhan pasar dan dikhawatirkan kurangnya warga belajar. 2) Pengorganisasian yaitu penetapan panitia penyelenggara program merupakan hak mutlak dari kepala SKB sekaligus scbagai penanggungjawab program, adanya sistem bergantian sehingga tidak memperhatikan profesionalitas dari panitia penyelenggara. 3) Tahapan pelaksanaan program dimulai dari merekrut calon warga belajar, sumber belajar, mitra usaha, menyusun materi pelajaran, pelaksanaan proses belajar dan magang, penilaian, membuat laporan penyelenggaraan. 4) Pengawasan yang bersifat internal berdasarkan kepanitiaan penyelenggaraan sesuai dengan jabatan dalam program. Pengawasan ekternal yang berasal dari panitia penyelenggara hanya pengawasan bersifat administratif dan menerima laporan dari penyelenggara, sangat dimungkinkan terjadinya laporan yang disampaikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.Secara keseluruhan manajemen penyelenggaraan program kecakapan hidup (life skills) vokasional teknisi komputer dan menjahit pakaian wanita dan anak berdasarkan prosedur dan jalur penyelenggaraan yang ditetapkan Dirjen PLSP.