MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI KESEPAKATAN PRAGMATIK OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JERMAN

Pragmatik sebagai bagian dari ilmu Linguistik mulai berkembang pada awal tahun 70-an. Walaupun sudah berjalan sekitar 21 tahun belum banyak orang yang menulis maupun yang membuat penelitian mengenai Pragmatik. Masalah-masalah yang dibahas dalam tesis ini terdiri atas tindak tutur bahasa lndonesia dan bahasa Jerman dalam mengucapkan janji, mengundang meminta tolong, mengucapkan terima kasih dan melarang; perbedaan dan persamaan tindak tutur bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman adalah pengungkapan makna-makna yang berlainan caranya dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia antara lain, pemakaian kata Herr tidak bisa berdiri sendiri tidak bisa dikombinasikan dengan nama depan atau nama panggilan, tetapi dikombinasikan dengan nama keluarga. Dalam bentuk sopan santun dipakai bentuk pengandaian klausa pengandaian "Es ware nell" pemakaian partikel besar pengaruhnya dalam kalimat sopan santun. Juga bentuk yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia perlu ditekankan oleh pengajar bahasa Jerman.