Nurjannah and Hidayat, Taufik (2011) PENGGUNAAN TUTUR PEREMPUAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL TERHADAP CARA BERTAHAN PEREMPUAN ACEH PADA MASA DAERAH OPERASI MILITER (DOM). Project Report. FIS UNIMED, Medan.
Fulltext.pdf - Published Version
Download (4MB) | Preview
Abstract
Sesungguhnya kekerasan dan konflik merupakan hal yaag tidak dapat dipisahkan. Masyarakat yang tidak terlibatpun menjadi korban. Ada yang di tangkap kemudian menghilang, ada yang di tembak mati di depan istri dan anak-anak mereka. Peristiwa ini meninggalkan trauma tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan. Akibat paling ironis adalah, banyak perempuan yang kehilangan suami sebagai tulang punggung keluarga. Persoalan tersebut menarik untuk dicermati. Secara mental, cara bertahan seseorang sangat dipengaruhi oleh kultur setempat. Kultur, baik secara langsung mapun tidak langsung, menjadi sarana yang mengubah mentalitas sekaligus mencipta daya tahan terhadap persoalan kehidupan. Dalam kompleksitas perang, perempuan adalah bagian tersembunyi yang sebenarnya punya pengaruh besar. Ada sisi manusiawi yang mengandung permakluman bahwa perang yang selalu menampakan wajah warior (menakutkan) Ternyata juga menyimpan segi melankolis. Laki-laki terutama yang kerap dianggap sebagai hero(gagah). ternyata juga punya kelemahan. Bahkan dalam beberapa hal, perempuan bisa jadi lebih maskulin dibanding laki-laki. Dalam posisi inilah perubahan mental itu terjadi (Reni Nuryanti, 2011: 13). Kalau kita melihat perempuan Aceh, tentu saja akan sama Halnya dengan perempuan lainnya di Indonesia yang pada umumnya berdiam diri dirumah dan mengurusi rumah tangganya. Akan tetapi jika kita melihat sejarah peperangan Aceh melawan Belanda, maka pengecualian bagi perempuan Aceh patut dilayangkan. Pada masa itu keberadaan perempuan Aceh tidak kalah gesitnya dengan laki-laki Kembali kita melihat keberadaan perempuan Aceh pada masa konflik dapat ditarik suatu persamaan dengan yang parnah dilakukan oleh leluhur mereka tersebut. Sebut saja misalnya keberadaan pasukan Inoeng Balee (perempuan Janda) yang turut memanggul senjata demi menegakkan sesuatu yang mereka anggap kehormatan. Intelektual dimaknai secara luas sebagai kecerdasan dalam menangkap, mengerti, dan memahami kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan. Di dalamnya termuat akal atau. pikiran dan hati. Akal dan pikiran sengaja disamakan, karena akal kerap disebut sebagai pikiran atau daya pikir. Secara definitif, dimaknai sebagai perangkat spiritual otak yang berfungsi sebagai pembeda kebaikan dan keburukan. Adapun emosi adalah kunci untuk membangun eksistensi diri. Di dalam emosi termuat: perasaan dan motivasi. Keduanya membentuk relasi positif yang memadukan antara kekuatan intelektual dan hubungan antar manusia. Sedangkan spiritual adalah momentum yang melahirkan kebermaknaan. Inti SQ adalah saat manusia mampu memaknai pekerjaan yang dihasilkan. Dengan demikian, akan terwujud sebuah empati yang beralas pada titik pribadi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Inilah yang dinamakan titik kulminasi Tuhan atau dikenal dengan nama God Spot. Taufik Pasiak menuliskan, Luar biasa, bagi yang bersi hatinya, titik Tuhan ini akan kelihatan bersinar (Taufik, 2003: 86). Keagungan spiritual adalah pesona yang menggambarkan: ketenangnn, kekhusukan, kreativitas, serta produktivitas yang tinggi.Menilik dari sejarah kehidupan perempuan bangsa Aceh, kita dapat mengetahui bahwa perempuan Aceh memiliki peran yang sangat besar dalam pendidikan. Contohnya pendidikan yang telah diterapkan oleh Laksamana Malahayati dalam mendidik para Inong Balee untuk membentuk sebuah pasukan agar dapat terus bertahan meskipun para suami sudah menjadi syuhada. Semangat perjuangan Laksamana Malahayati inilah yang diterapkan oleh para perempuan di Peureulak Barat dalam mendidik diri, anak-anak dan keturunannya.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Additional Information: | 305.4 Nur p |
Keywords: | Perempuan Aceh; Teori bertahan; Kecerdasan emosional; Kecerdasan intelektual; Kecerdasan spiritual; Konflik Aceh; Daerah operasi militer |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN451 Intellectual life G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman > HQ1101 Women. Feminism |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Antropologi |
Depositing User: | Mrs Harly Christy Siagian |
Date Deposited: | 21 Sep 2016 19:17 |
Last Modified: | 16 Jan 2017 04:28 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/19802 |