Sembiring, Nova (2015) RITUAL TOLAK BALA BENCANA ALAM PADA ETNIK KARO DI DESA SIGARANG-GARANG KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO. Undergraduate thesis, UNIMED.
1. NIM. 3113122033 COVER.pdf - Published Version
Download (52kB) | Preview
2. NIM. 3113122033 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version
Download (566kB) | Preview
3. NIM. 3113122033 ABSTRACT.pdf - Published Version
Download (108kB) | Preview
4. NIM. 3113122033 PREFACE.pdf - Published Version
Download (230kB) | Preview
5. NIM. 3113122033 TABLE OF CONTENT.pdf - Published Version
Download (116kB) | Preview
6. NIM. 3113122033 TABLES.pdf - Published Version
Download (104kB) | Preview
7. NIM. 3113122033 APPENDICES.pdf - Published Version
Download (103kB) | Preview
8. NIM. 3113122033 CHAPTER I.pdf - Published Version
Download (115kB) | Preview
12. NIM. 3113122033 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version
Download (111kB) | Preview
13. NIM. 3113122033 CHAPTER V.pdf - Published Version
Download (111kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini mengenai ritual tolak bala bencana alam pada etnik Karo di desa Sigarang-Garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latar belakang upacara ritual tolak bala oleh etnik Karo di desa Sigarang-garang, mengetahui makna ritual tolak bala, mengetahui proses upacara tolak bala yang dilakukan etnik Karo di Sigarang-garang.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dengan teknik observasi dan wawancara. Informan ditentukan secara purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sibaso dua orang, kepala desa satu orang, masyarakat yang ikut dalam melaksanakan ritual tolak bala tujuh orang dan masyarakat yang mengetahui pelaksanaan ritual tolak bala 11 orang. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa warga desa sigarang-garang melakukan ritual tolak bala yang dilatarbelakangi oleh meletusnya gunung Sinabung. Ritual tolak bala dilakukan karena ada anggapan bahwa gunung Sinabung meletus terkait dengan prilaku warga dan wisatawan yang merusak lingkungan sekitar gunung yang dihuni roh-roh halus. Misalnya prilaku warga yang memindahkan batu nini karo yang dianggap para guru sibaso atau dukun sebagai tempat pemujaan terhadap penghuni gunung sinabung ke pinggiran kolam. Ritual tolak bala tersebut mengandung makna adanya keinginan penduduk menjaga keselarasan budaya dengan lingkungan alam tempat tinggalnya. Etnis Karo meyakini bahwa alam dan lingkungan selain sebagai tempat hunian manusia, juga sebagai tempat hunian bagi makhluk-makhluk lainnya yang hidup bebas. Proses ritual dimulai dengan musyawarah oleh para guru sibaso untuk menentukan bentuk acara, waktu dilakukan, dan persiapan acara. Pada saat pelaksanaan dilakukan pertama mengangkat batu nini karo ke tempatnya semula, lalu acara menari bersama dan erpangir.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ritual tolak bala bencana gunung sinabung memiliki makna untuk mengingatkan warga desa sigarang-garang akan tradisi penghormatan kepada nenek moyang dan menjaga keselarasan budaya dan lingkungan alam
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | SK-2015 ANTRO 022 |
Keywords: | Ritual; tolak bala; gunung |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Antropologi |
Depositing User: | Mrs Cecilia Tampubolon |
Date Deposited: | 02 Sep 2016 04:13 |
Last Modified: | 17 Oct 2016 06:50 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/18507 |