STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS MENJADI KAWASAN WISATA DI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULLI SELATAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) strategi pengembangan objek wisata pemandian air panas di Kecamatan Sipirok menjadi kawasan wisata yang potensial. (2) Keadaan sapta pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, Kesejukan, keindahan, dan keramahtamahan) yang terdapat di Desa Hutabaru, Paran Dolok, Sibadoar dan Parau Sorat (3) Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pengembangan objek wisata pemandian air panas di Kecamatan sipirok.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah empat lokasi objek wisata pemandian air panas di Kecamatan Sipirok.Populasi ini sekaligus menjadi sampel. Sumber data dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah dan masyarakat setempat dengan cara melakukan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung, dan komunikasi langsung. Teknik analisis data secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Strategi yang dilakukan untuk menarik wisatawan datang ke pemandian air panas di Kecamatan Sipirok ini adalah dengan a) memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana di keempat objek wisata, b) mengadakan acara hiburan atau event setiap akhir pekan atau hari libur,c) bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan hasil kerajinan tangan atau khas sipirok, d) membuat wahana permainan yang bersentuhan langsung dengan alam seperti outbound, e) menambah jumlah kolam-kolam pemandian agar bisa menampung lebih banyak pengunjung yang dating. (2) Penerapan sapta pesona pariwisata di keempat lokasi objek wisata dapat dikategorikan tergolong sedang (range 11-16), namun ada beberapa aspek sapta pesona yang tergolong buruk seperti tingkat kebersihan yang masih kotor dan pengelolaan parkir dan keamanan juga belum maksimal. (3) Faktor penghambat dalam pengembangan objek wisata di Sipirok adalah a) belum tertata dengan baiknya berbagai macam potensi wisata yang ada di Kecamatan Sipirok, b) kurangnya fasilitas penunjang pariwisata, c) kurangnya alokasi anggaran yang diperuntukan bagi pengembangan sektor pariwisata. Selain itu terdapat faktor pendukug yaitu a) kabupaten Tapanuli Selatan memiliki berbagai macam industri kerajinan yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pendukung perkembangan pariwisata, b) hasil-hasil industri yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung kepariwisataan, c) wilayah Kecamatan Sipirok yang berdekatan dengan beberapa kota dan kabupaten diharapkan mampu memberikan peluang untuk mengembangkan konsep pariwisata berbasis bisnis dan budaya.