SEJARAH ORGANISASI FREEMASONRY DI KOTA MEDAN 1888-1962

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang berdirinya organisasi Freemasonry di Indonesia, latar belakang berdirinya di kota Medan dan menjelaskan perkembangannya di kota Medan. Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan proses berdirinya organisassi Freemasonry di Indonesia dan menjelaskan proses masuk dan berdirinya di kota Medan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan Library Research atau Studi Pustaka. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan langkah-langkah yang merujuk pada metode sejarah yakni dengan heuristik dan kritik sumber. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder yakni data-data berupa suatu produk dari kegiatan manusia yang didapat dari literatur-literatur berupa buku, e-book (elektronic book). Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti memilih studi kepustakaan dan wawancara. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa ternyata Freemasonry memiliki tujuan rahasia yang sengaja disembunyikan dari masyarakat umum. Freemasonry menggunakan simbol-simbol untuk menutupi tujuan rahasianya. Dari penelitian ini ditemukan bahwa tujuan rahasia dari Freemasonry adalah menciptakan sebuah tatanan dunia baru dengan cara menghapuskan agama dan menciptakan sebuah negara sekuler. Tujuan itu mereka wujudkan dengan mendirikan sekolah netral yang tidak memuat pelajaran agama dan menyebarkan paham humanisme yang sangat identik dengan ateisme.Kesimpulan yang yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwasanya berdirinya organisasi Freemasonry di Indonesia dan Medan pada khususnya dilatarbelakangi oleh masuknya Belanda dan berdirinya VOC di Indonesia. Karena pada masa itu banyak dari anggota Freemasonry terdiri dari kalangan pejabat pemerintah kolonial Belanda, kaum bangsawan, dan pihak Militer. Pada awalnya Freemasonry hanya tersebar di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Namun pada sekitar tahun 1870, ketika pemerintah kolonial Belanda memperluas wilayah jajahannya, tak lama kemudian berdiri juga loji-loji Freemasonry di wilayah yang baru mereka duduki