STUDI TENTANG PERIMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN PENYEBARAN SARANA PENDIDIKAN (SD, SMP, SMA/SMK) DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) angka partisipasi sekolah di Kabupaten Tapanuli Tengah, (2) Penyebaran sarana pendidikan di Tapanuli Tengah, (3) perimbangan antara anak usia sekolah dengan penyebaran sarana pendidikan di Tapanuli Tengah.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012. Populasi Seluruh wilayah kabupaten sekaligus dijadikan sampel. Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui perimbangan anak usia sekolah dan penyebaran sarana pendidikan serta pemanfaatannya adalah studi dokumentasi dan observasi yang dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis tetangga terdekat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Angka Partisipasi Kasar sekolah (APS) Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 83,85%. Berarti dari total kelompok usia sekolah yang ada di Tapanuli Tengah, 83,85% sudah duduk dibangku sekolah. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk Sekolah Dasar (SD) sebesar 70,18%, untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 61,53%, dan Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan sebesar 48,24%. (2) Penyebaran sekolah yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah tersebar tidak merata dan cenderung seragam. Masih ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki bangunan fisik sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Menengah Atas/Kejuruan. Pada umumnya keberadaan sekolah jauh dari pemukiman penduduk serta lokasi medan yang sulit untuk dilalui, topografi wilayah yang kasar dan kualitas kondisi tingkat aksesibilitas jalan yang kurang baik, sehingga membuat banyak siswa enggan untuk sekolah dan guru untuk mengajar ke sekolah tersebut. Ketidakmerataan penyebaran sekolah yang ada di Tapanuli Tengah dibuktikan dengan perhitungan nilai T, dimana nilai T untuk Sekolah Dasar adalah bervariasi, nilai T untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan masing-masing adalah 2,01 dan 0,69. (3) Pemanfaatan sekolah di Kabupaten Tapanuli Tengah kurang optimal, hal ini dilihat dari besarnya angka usia anak sekolah yang tidak bersekolah, keberadaan sekolah pada tiap kecamatan masih belum merata sesuai dengan yang dibutuhkan penduduk. Belum ada keseimbangan antara jumlah anak usia sekolah dengan jumlah sarana pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tapanuli Tengah.