PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERORIENTASI COLLABORATIVE LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) berorientasi collaborative learning dengan media video animasi pada materi termokimia dapat memenuhi N-Gain kriteria tinggi dan aspek kemampuan pemecahan masalah apa yang terkembang melalui model pembelajaran project based learning (pjbl) berorientasi collaborative learning dengan media video animasi pada materi termokimia. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan bentuk desain Pre-Experimental Design. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas yang berjumlah 35 siswa yaitu kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kabanjahe yang dipilih secara random sampling. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes kemampuan pemecahan masalah yang telah divalidasi dalam bentuk essay sebanyak 5 soal dengan memenuhi syarat validitas isi yaitu nilai pada rentang 0,53 sampai 0,72 dan memenuhi syarat realibilitas dengan nilai realibilitas sebesar 0,76. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata pretest sebesar 24,571(+3,987) dan posttest sebesar 80,857(+6,198), dan varian pretest sebesar 15,899 dan posttest sebesar 38,420 yang menyatakan data bersifat homogen. Pada uji normalitas diperoleh nilai Chi-Kuadrat pretest sebesar 10,932 dan posttest sebesar 7,848 yang menyatakan data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis (one sample t-test) diperoleh thitung>ttabel yaitu 5,5903>1,6902. Pada pengujian gain ternormalisasi diperoleh nilai n-gain sebesar 0,747(74,7%) yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran project based learning (pjb) berorientasi collaborative learning dengan media video animasi pada materi termokimia memenuhi kriteria tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa untuk aspek memahami masalah diperoleh sebesar 88%, aspek merencanakan penyelesaian diperoleh sebesar 83%, aspek melakukan rencana penyelesaian diperoleh sebesar 79% dan aspek memeriksa kembali diperoleh sebesar 74%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek kemampuan pemecahan masalah yang terkembangkan adalah aspek memahami masalah.