TRANSFORMASI RISINOLEAT MINYAK JARAK SECARA DEHIDRASI MENJADI LINOLEAT OMEGA-6 DAN LINOLEAT TERKONJUGASI

Sitorus, Marham and Purba, Jamalum and Sinaga, Marudut (2008) TRANSFORMASI RISINOLEAT MINYAK JARAK SECARA DEHIDRASI MENJADI LINOLEAT OMEGA-6 DAN LINOLEAT TERKONJUGASI. Research Report. FMIPA Unimed, Medan.

[img] Text
Fulltext.pdf - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg - Published Version

Download (0B)

Abstract

Telah dilakukan dehidrasi risinoleat minyak jarak dengan variasi dehydrator (P2O5, K2CO3, H3PO4, NaHSO4, AI2O3, molecular sieve dan bentonit yang diaktivasi dengan suhu 4500C dan katalis HCI) pada kondisi yang identik (suhu 1500C, perbandingan 1:1 dan waktu dehidrasi 2 jam). Minyak jarak yang digunakan adalah yang telah dimurnikan (Refined Ricinus Custor Oil) dengan komposisi berdasarkan GC – MS adalah : 85,06% risinoleat, 5,56% linoleat, 4,07% oktadekanoat, 1,32% stearat dan 0,9% palmitat, Hasil dehidrasi (Dehydrated Castor Oil = DCO) adalah dua asam lemak tidak jenuh yaitu linoleat [C:18: 2 (9, 12)] atau omega dan linoleat terkonyugasi (Conjugated Linoleic Acid = CLA) [C18: 2 (9, 11)]. Sifat spektroskopi IR spesifik dari risinoleat adalah resapan kuat lebar gugus – OH (pada C – 12) dengan bilangan gelombang 3441 cm-1 . Dehidrator yang paling optimal adalah P2O5 berdasarkan parameter : kadar ALB/FFA hampir sama (1,885 % untuk minyak jarak dan 2,139 % untuk DCO) kenaikan bilangan lodium paling besar (49,860 % mg/g untuk minyak jarak naik menjadi 63,090 mg/g untuk DCO), dan penurunan bilangan hidroksida paling besar (28,27 mg/g untuk minyak jarak turun menjadi 17,75 mg/g untuk DCO). Optimasi kondisi reaksi dilakukan dengan memvariasi jumlah dehydrator (3g, 5g dan 7g), suhu dehidrasi (suhu kamar, 1000C dan 1500C) dan waktu dehidrasi (2 jam, 2 5 jam, 3 jam dan 5 jam). Dalam penelitian ini berdasarkan pengukuran parameter kadar ALB/FFA, bilangan lodium dan sifat spektroskopi IR maka kondisi optimal untuk dehidrasi belum dicapai. Beberapa temuan yang diperoleh adalah dehidrasi sebaiknya dilakukan dengan dehydrator yang bersifat basa atau netral, tidak bersifat oksidator, perbandingan 1:1, suhu dehidrasi yang tidak terlalu tinggi (100 – 1500C) dan waktu refluks sekitar 2 - 3,5 jam. Berdasarkan analisis GC – MS dehidrasi optimal dengan P2O2 ( 7g, 1500C dan 3,5 jam) kadar risinoleat turun 14,13 % (85,08 % menjadi 70,93 %) dan kadar linoleat omega -6 yang berimpit dengan linoeat terkonjugasi naik 17,74 % (5,56 % menjadi 23,03 %). Hal ini mengindikasikan terjadinya dehidrasi yang didukung dengan munculnya serapan 1666,3 cm-1 pada spectra IR hasil dehidrasi yang mengindikasikan pertambahan ikatan rangkap (C=C).

Item Type: Monograph (Research Report)
Call Number: 581.7 Sit t
Keywords: Linoleat; Hidroksida; Spektroskopi; Minyak jarak; Reaksi dehidrasi; Tanaman jarak
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Q Science > QD Chemistry > QD241 Organic chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia
Depositing User: Mrs Harly Christy Siagian
Date Deposited: 21 Sep 2016 19:17
URI: http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/19711

Actions (login required)

View Item View Item