ANALISIS POLA KERUSAKAN PERMUKIMAN AKIBAT GEMPA PIDIE 2016 DI DESA LANCANG PARU KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA

Analisis Pola Kerusakan Permukiman Akibat Gempa Pidie 2016 Di Desa Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kerusakan bangunan, pola kerusakan jalan dan keterkaitan sebaran sesar terhadap kerusakan bangunan dan jalan yang ditinjau dari beberapa indikator kerusakan seperti struktur bangunan, tipe bangunan, ukuran retakan bangunan dan ukuran retakan sesar.Penelitian ini dilakukan di Desa Lancang Paru pada tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh permukiman di Desa Lancang Paru dengan luas seluruhnya ±174,32 di 3 dusun sekaligus menjadi sampel yaitu permukiman di Dusun Lapangan, Dusun Aroma, Dusun Tubok baik rumah penduduk, gedung sekolah, kantor, rumah ibadah, jalan raya, sedangkan sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode total sampling dengan cara melihat setiap bangunan yang terkena dampak gempa yaitu sebanyak 85 bangunan dan jalan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik studi dokumenter, teknik komunikasi langsung dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deksriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan permukiman akibat Gempa Pidie 2016 di Desa Lancang Paru menyebabkan kerusakan bangunan dan jalan. (1) Kerusakan bangunan dengan kondisi rusak berat sebesar 30,5 %, rusak sedang sebesar 55,2% dan rusak ringan sebesar 14,1. Pola kerusakan bangunan pada Dusun Aroma dengan tipe memusat, pada Dusun Lapangan dan Tubok dengan tipe menyebar. (2) Pada bagian kerusakan jalan, jalan aspal mengalami rusak ringan sebesar 89,76% dan rusak berat sebesar 10,23%, jalan tanah mengalami rusak ringan berat 100% dan jalan sertu mengalami rusak berat sebesar 2,72%. Pola kerusakan jalan pada Dusun Lapangan cenderung sejajar garis pantai, pada Dusun Aroma sejajar dan tegak lurus garis pantai, dan pada Dusun Tubok cenderung tegak lurus garis pantai. (3) Keterkaitan antara sebaran sesar sesar dengan pola kerusakan bangunan dan jalan terletak pada arah persebaran sesar. Jika sebaran sesar cenderung menyebar maka pola kerusakan bangunan juga akan cenderung menyebar atau sebaliknya, dan pola kerusakan jalan akan sejajar atau tegak lurus dengan garis pantai