Penggunaan Nama Panggilan Pahompu Panggoaran Sebagai Status Sosial Di Desa Sibuea Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan nama panggilan pahompu panggoaran di desa Sibuea, kecamatan Laguboti, kabupaten Toba. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui penyebab mengapa nama panggilan pahompu panggoaran tidak diubah dan penyebab mengapa nama panggilan pahompu panggoaran berasal dari dua keturunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan beberapa informan, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil temuan peneliti menggambarkan dimana perbedaan antara pahompu panggoaran yang berasal dari anak dan pahompu panggoaran yang berasal dari boru, yang dimana secara struktural masyarakat Batak Toba yang memiliki marga sebagai sebuah pertanda keluarga, anak laki-laki lah yang dianggap sebagai penerus keluarga, bukan anak perempuan. Setelah memiliki cucu pun, cucu dari anak laki-laki lah yang akan menjadi panggoaran. Namun secara fungsional, banyak keluarga Batak Toba yang anak pertamanya adalah perempuan, jadi gelar panggoaran juga diambil dari cucu yang berasal dari anak perempuan.