Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SDN 104217 Sidomulyo Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNIMED

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction, apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, interaksi antara model pembelajaran (PBL dan DI) dan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan proses jawaban siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis pada model pembelajaran berbasis masalah dan direct instruction di kelas V SDN 104217 Sidomulyo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 104217 Sidomulyo Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 62 orang, diantaranya kelas Va terdiri dari 32 siswa dan kelas Vb terdiri dari 30 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan deasin penelitian faktorial 2 x 2 dengan taraf signifikan (0,05). Instrumen yang digunakan yaitu angket motivasi dan tes kemampuan berpikir kritis. Analisis data menggunakan analisis varians dan uji Tuckey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis yang diajarkan dengan model pembelajaran direct instruction, kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar terhadap kemampuan berpikir kritis, interaksi terkuat yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis yakni model PBM bermotivasi tinggi, sedangkan interaksi terlemah yakni model direct instruction bermotivasi rendah, dan proses jawaban siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dianalisis berdasarkan ketercapaian indikatornya. Ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung lebih banyak daripada siswa yang memiliki motivasi rendah.