CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN

Sari, Tanti Kurnia (2010) CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN. Jurnal Bahas, 19 (01). ISSN 0852-8535

[img] Text
Fulltext.pdf - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt - Published Version

Download (0B)
Official URL: http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/bahas/ar...

Abstract

Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Apabila variasi nada yang diujarkan tidak menggambarkan keteraturan nada yang telah disepakati para penuturnya, ujaran tersebut dapat menimbulkan ketaksaan. Bahasa bervariasi dan ciri akustik bervariasi, kekeliruan menggunakan ciri akustik akan menyebabkab terjadinya ketaksaan atau perubahan makna. Dengan mengetahui ciri-ciri akustik, penutur bahasa mampu mengurangi ketaksaan atau ketakbermaknaan ciri akustik atau suprasegmental yang dituturkan. Data dalam penelitian ini yang berupa kalimat dalam modus deklaratif, imperatif dan interogatif diolah dengan menggunakan program Praat versi 4.0.27 yaitu program perangkat lunak yang menganalisis fonetik dengan komputer. Dari hasil penelitian terlihat bahwa Frekuensi nada awal tuturan wanita pada modus deklaratif dan imperatif lebih tinggi 115,1Hz dan 72,6Hz daripada tuturan laki-laki, namun hal yang sebaliknya terjadi pada modus interogatif. perbedaan yang sangat signifikan antara tuturan laki-laki dan tuturan perempuan terjadi pada nada akhir dimana tuturan perempuan dalam ketiga modus jauh lebih tinggi dibandingkan tuturan laki-laki. Demikian juga nada tertinggi. Namun hal yang sebaliknya terjadi pada nada terrendah. Durasi tuturan perempuan lebih panjang pada modus imperatif dan interogatif sedangkan durasi tuturan laki-laki lebih panjang pada modus deklaratif.

Item Type: Article
Keywords: Ciri akustik; Deklaratif; Imperatif; Interogarif; Frekuensi; Durasi
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P101 Language. Linguistic theory. Comparative grammar
P Language and Literature > PD Germanic languages
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa Jerman
Depositing User: Mrs Harly Christy Siagian
Date Deposited: 25 Apr 2016 06:13
URI: http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/462

Actions (login required)

View Item View Item