Cerita Rakyat sebagai Media dalam Pembelajaran Menulis Narasi yang Berkarakter

Dalam konteks pendidikan, karakter dimaknai sebagai perilaku yang merujuk pada nilai dan moral, misalnya seberapa baik seorang berperilaku. Dengan kata lain, seseorang yang menunjukkan kualitas pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat, akan dianggap memiliki karakter yang baik dan menunjukkan kualitas kepribadiannya. Kualitas kepribadian ini biasanya terwujud pada kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, disiplin dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter dewasa ini , sudah menjadi perbincangan serta dikaji di berbagai pertemuan ilmiah. Permasalahan-permasalahan hidup yang muncul di masyarakat saat ini sudah sangat kompleks. Hal ini terjadi, akibat rendah dan minimnya pendidikan karakter di keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Seperti paparan Selamat Imam Santoso dalam tulisannya pada Jurnal Pendidikan No.1(1991) , ―Pada masa sebelum Penyerbuan Jepang, masyarakat Indonesia, memiliki watak yang sangat membanggakan. Kejujuran, ketertiban, dan kesungguhan adalah sifat yang sangat dominan dalam masyarakat. Peraturan sangat sederhana dan mudah dipahami rakyat. Lebih lanjut dikemukakannya, kalau pelaksana tidak memiliki sifat ini, maka yang akan menjelma adalah korupsi, simpang siur pekerjaan, tuduh menuduh, jegal menjegal, sehingga seluruh usaha semakin semrawut. Pendek kata keadaan menjadi kacau balau.