STRATEGI ADAPTASI TRANSMIGRAN JAWA DENGAN PENDUDUK LOKAL DI DESA TELUK PANJI IV KAMPUNG RAKYAT LABUHANBATU SELATAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses kedatangan transmigran Jawa dan
transmigran lokal ke desa Teluk Panji IV, menganalisis kehidupan ekonomi dan proses
akulturasi budaya, menelaah pola adaptasi transmigran Jawa terhadap budaya lokal di Desa
Teluk Panji IV. Teori yang digunakan adalah teori adaptasi, teori migrasi. Metode penelitian
adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Analisis data secara
kualitatif yang berasal dari observasi, wawancara, informan hasilnya dianalisis secara
keseluruhan. Data tersebut kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah, kemudian dipilih sesuai
dengan kategori-kategori tertentu(tema, topik) sehingga mendapat gambaran yang jelas.
Selanjutnya mengabstraksikan data tersebut dengan berpegang pada keaslian data. Hasil dari
abstraksi kemudian dianalisa berdasarkan kerangka pemikiran, konsep atau teori yang
dianggap relevan, kemudian dideskripsikan dan setelah itu baru diinterprestasikan. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi, informan. Hasil penelitian menyatakan
bahwa dalam pelaksanaan program transmigrasi dari daerah asal ke lokasi tujuan yaitu desa
Teluk Panji IV terjadi pada tahun 1991 pada masa orde baru masa pemerintahan presiden
Soeharto. Faktor pendorong para transmigran Jawa mengikuti program transmigrasi yaitu
untuk memperbaiki kehidupan ekonomi, awal penduduk asli yang datang dari Jawa sebesar
80% ( Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur) sedangkan penduduk lokal 20% ( Transmigran
lokal Suku asli Sumatera dan Jawa keturunan Sumatera) yang ada di desa Teluk Panji IV.
Kehidupan ekonomi para transmigran juga mengalami peningkatan seiring pertumbuhan
kebun kelapa sawit. Akulturasi budaya terjadi antara penduduk transmigran dan penduduk
lokal secara dinamis mengisi kebudayaan satu sama lainnya. Misalnya terjadi pada adat
pernikahan, mengayunkan anak, khitan dan lain-lain. Proses adaptasi antara penduduk Jawa
asli dan penduduk transmigran lokal awalnya bersosialisasi dengan para mandor perusahaan
perkebunan.