PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DAN ADAPTASI ETNIS TIONGHOA DI KOTA BINJAI

Penelitian ini bertujuan untuk, Pertama, mengetahui kedatangan etnis Tionghoa di Kota Binjai dimasa kolonial Belanda membuka perkebunan di Sumatera Timur. Kedua, untuk menjelaskan perkembangan struktur pola pemukiman etnis Tionghoa di kota Binjai di mana dalam pola pemukiman etnis Tionghoa di kota Binjai terdapat klenteng, kuburan cina, ruko (rumah toko), dan rumah tinggal orang cina yang disebut dengan daerah pecinan. Ketiga, untuk ntuk mendeskripsikan adaptasi sosial etnis Tionghoa di Kota Binjai dimana kehidupan serta interaksi sosial orang Cina dengan masyarakat pribumi yang ada di kota Binjai. Penelitian ini adalah metode lapangan (field research) dengan pendekatan yang bersifat heuristik. Dengan mencari dan mengumpulkan data dan juga mengolah data sebanyak-banyaknya dari data yang ada di lapangan, baik dari responden ataupun dokumen yang mendukung penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan kedatangan etnis Tionghoa ke Binjai dilakukan secara bergelombang yang diawali dengan dibukanya perkebunan Deli. Terdapat 2 tempat pemukiman Tionghoa di Kota Binjai, yaitu Kampung Tanjung yang terletak di Kecamatan Binjai Kota dan Brahrang yang terletak di Kecamatan Binjai Barat. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh etnis Tionghoa, bisa dikatakan hanya menguntungkan di pihak sesama etnis Tionghoa, walaupun ada beberapa etnis Cina yang terbuka dalam berinteraksi dengan etnis lainnya, namun masih banyak juga ditemukan etnis Tionghoa yang kurang berinteraksi dengan etnis lain. Identitas budaya etnik Tionghoa Indonesia juga tidak tetap melainkan berubah. Perubahan identitas budaya etnik Tionghoa Indonesia ini dipengaruhi oleh politik atau kekuasaan dan kebudayaan lain seperti budaya pribumi, dipengaruhi oleh dialek, wilayah domisili, dan marga.