IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MENGATASI ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Langkat adalah salah satu yang terendah di Provinsi Sumatera Utara yaitu 94,22% untuk tingkat SD sederajat, 78,05% untuk tingkat SMP sederajat, dan 52,76% untuk SMA sederajat (BPS Sumatera Utara 2015), PKH adalah program pemberian bantuan nontunai yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM) dengan salah satu fokus progam bidang pendidikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memiliki anak usia 6-21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, pendamping PKH yang salah satu tugasnya adalah untuk mewujudkan kondisionalitas KPM dalam mengakses fasilitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Impelementasi PKH melalui tindakan pendamping dalam mengatasi anak putus sekolah yang dimiliki oleh KPM. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif, subjek penelitian kali ini adalah Kordinator PKH Kabupaten Langkat, Kordinator PKH Kecamatan Gebang, dan salah satu Pendamping PKH Kecamatan Gebang, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi, menggunakan dua macam trianggulasi yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Hasil penelitian; Bantuan disalurkan secara rutin dan langsung dengan pemantauan yang dilakukan oleh pendamping melalui pertemuan kelompok, pemantauan langsung ke lembaga pendidikan terkait, pemantauan yang dilakukan oleh sesama Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan juga dilakukan oleh masyarakat membuat berjalannya proses bantuan pendidikan Program Keluarga Harapan (PKH) berjalan dengan efektif. Pandangan pendamping mengenai pentingnya pendidikan untuk merubah pola fikir dan kualitas hidup Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan pandangan mengenai kemiskinan akan berdampak besar kepada anak putus sekolah, menjadikan pendamping harus bertindak untuk memasukkan anak putus sekolah agar kembali bersekolah. Implementasi yang dilakukan oleh pendamping agar keluarga berperan aktif dalam memberikan motivasi, pendamping memberikan intervensi bantuan bahwa bantuan pendidikan akan berkaitan dengan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang lain, efektif mengatasi anak putus sekolah yang dimiliki Keluarga Penerima Manfaat (KPM), terbukti dengan adanya anak putus sekolah yang disekolahkan kembali oleh pendamping.