GERAKAN ARON DI SIBAYAK LINGGA 1942

Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui keadaan sosial politik di Tanah Karo sebelum terjadinya Gerakan Aron (b) mengetahui proses terjadinya Gerakan Aron di Tanah Karo pada tahun 1942 (c) mengetahui keadaan sosial politik di Sibayak Lingga setelah terjadinya Gerakan Aron. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif Kualitatif. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yakni upaya memperoleh data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi serta penelitian kepustakaan (library research) yakni upaya memperoleh data dari buku-buku atau literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa keadaan sosial politik di wilayah afdeling Tanah Karo berubah setelah masuknya pengaruh kolonial Belanda dengan didirikannya lima sibayak yang membawahi beberapa urung. Para ketua urung dan sibayak memiliki kekuasaan mutlak untuk memberikan hak konsesi tanah kepada para pengusaha Belanda. Kebanyakan tanah konsesi merupakan tanah adat dan tanah hak ulayat rakyat. Gerakan atau pemberontakan aron pecah di Sibayak Lingga setelah Jepang masuk ke Tanah Karo sebagai upaya untuk mengambil hak kekuasaan atas tanah yang selama ini dikuasai raja urung dan sibayak. Gerakan aron merenggut 16 korban jiwa dan berakibat penangkapan dan pengusiran pada pihak-pihak yang di tuduh terlibat dalam gerakan atau pemberontakan aron.