POLA PENGASUHAN ANAK PADA MASYARAKAT DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANGEMPANG KABUPATEN KARO.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pengasuhan anak pada masyarakat, Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak, tipe pola pengasuhan anak dan peran orangtua (ayah/ibu) dalam mengasuh anak dengan mengambil lokasi penelitian di desa Lingga kecamatan Simpang Empat kabupaten Karo.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara, serta studi literatur. Tujuan penelitian ini ingin menguraikan bagaimana pola pengasuhan anak pada masyarakat,faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak, peran orang tua dalam mengasuh anak dan tipe pengasuhan anak di desa lingga. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi Jumlah informan dalam penelitian ini 9 ( sembilan ) orang. Pemilihan informan tersebut didasarkan karena mereka lebih paham mengenai pola asuh anak,budaya setempat serta mereka merupakan aslii masyarakat karo yang sejak lahir hingga saat ini tinggal di desa Lingga. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa menurut pandangan masyarakat di desa Lingga ini bahwa anak merupakan harta paling berharga daripada harta lainnya sehingga anak di asuh,dididik dengan sebaik-baiknya. pola pengasuhan anak pada masyarakat di desa Lingga menjalankan pola pengasuhan secara tradisional yang meliputi : membedung si anak, menyusui,menyapih dan meninabobokkan si anak.Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak pada masyarakat di desa lingga ini yakni faktor kebudayaan, faktor pendidikan orang tua dan faktor lingkungan sosial. Berdasarkan hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tipe pola pengasuhan orangtua terhadap anaknya yakni pengasuhan demokratis dimana orangtua lebih memprioritaskan kepentingan si anak, orangtua tidak memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya. Pada pengasuhan anak sang ibulah yang mempunyai peran ganda mengasuh,mendidik dan bekerja keladang, sedangkan sang ayah hanya bekerja ke ladang kemudian banyak menghabiskan waktunya di kedai kopi.