MAKNA TOR-TOR SOMBAH 120 DALAM ACARA PESTA RONDANG BINTANG PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN

Penelitian ini membahas Makna Tor-tor Sombah 120 Dalam Acara Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penyajian Tor-tor Sombah 120 Dalam Acara Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun, mendeskripsikan makna Tor-tor Sombah 120 Dalam Acara Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori bentuk penyajian dari Hermin, dan teori makna dari Marcel Denis.Populasi pada penelitian ini adalah tokoh-tokoh adat Simalungun. Seniman-seniman, serta masyarakat yang tinggal didesa tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kerja lapangan yang meliputi beberapa langkah yaitu wawancara, observasi langsung, dokumentasi dan studi kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah terkumpul dapat disimpulkan bahwa Tor-Tor Sombah 120 adalah tari yang berasal dari Kabupaten Simalungun. Tor-tor Sombah 120 ini ditarikan oleh remaja di Kabupaten Simalungun. Tor-tor Sombah 120 merupakan tarian yang dipertunjukan dalam acara Pesta Rondang Bintang (PRB) dan tarian ini ada sejak terbentuknya Simalungun yaitu pada zaman raja-raja Simalungun. Bentuk penyajian pada Tor-tor sombah 120 dilihat dari susnan gerak, iringan musik, tata rias, tata busana, pola lantai dan properti. Makna dalam Tor-tor Sombah 120 “menyembah (marsombah) dimana pada Simalungun tertulis kata “Naibata Na Tolu�. Musik pengiring yang dipakai pada tor-tor Sombah 120 adalah Gual Batara Guru yang setiap alat musik, busana yang digunakan memiliki makna.