TEORI-TEORI TENTANG WILAYAH DAN MIGRASI

Rahmadana, Muhammad Fitri (2020) TEORI-TEORI TENTANG WILAYAH DAN MIGRASI. CV. Pena Persada, Jawa Tengah. ISBN 978-623-315-661-5

[thumbnail of Book.pdf]
Preview
Text
Book.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Di dalam kepustakaan demografi sosial, disebutkan
bahwa, perubahan jumlah, komposisi, distribusi dan
pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah, dipengaruhi oleh
sedikitnya lima komponen demografi, yaitu ; (1) kelahiran , (2)
kematian, (3) migrasi, (4) mobilitas sosial dan (5) perkawinan.
Pada dasarnya migrasi adalah pergerakan penduduk
secara geografis, atau perpindahan penduduk dari satu tempat
ke tempat lain. Hugo (1986) membedakan migrasi dalam dua
kategori, yaitu migrasi permanen dan non permanen.
Perbedaannya terletak pada tujuan pergerakan tersebut. Bila
seorang migran bertujuan untuk pindah tempat tinggal secara
tetap, migran tersebut dikategorikan sebagai migran permanen,
sebaliknya bila tidak ada niat menetap di tempat tujuan
dikategorikan sebagai migran sirkuler. Mantra (2000)
menambahkan satu lagi bentuk yang disebut komutasi, yaitu
pergerakan penduduk yang dilakukan dengan cara pergi ke
tempat kerja dan pulang ke rumah pada hari yang sama.
Berbeda dengan migrasi permanen yang memboyong seluruh
anggota keluarganya dan menetap di daerah tujuan, migrasi
sirkuler adalah migran, yang meskipun bekerja di tempat
tujuan, tetapi umumnya keluarga masih tetap tingggal di
daerah asal.
Dikatakan Jellinek (1986), bahwa migran sirkuler adalah
migran yang meninggalkan daerah asal hanya untuk mencari
nafkah, tetapi mereka menganggap dan merasa tempat tinggal
permanen mereka di tempat asal, di mana terdapat isteri, anak,
dan kekayaannya.
Migrasi sebagai suatu proses perpindahan penduduk
mengalami peningkatan yang cukup berarti pada beberapa
dasawarsa belakangan ini, terutama di negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Peningkatan arus migrasi ini
terutama terjadi dari daerah asal menuju daerah tujuan. Dilihat
dari sebab terjadinya, pada dasarnya migrasi timbul karena
adanya perbedaan kondisi alam dan/atau kondisi sosial
ekonomi antara daerah yang satu dengan yang lain.
Terbatasnya sumber daya alam dan lapangan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan sosial ekonomi menjadi faktor dominan
bagi penduduk meninggalkan daerah asal. Oberai (1985)
mengatakan, bahwa di banyak negara Asia, seperti juga di
negara-negara dunia ketiga pada umumnya, kemiskinan
merupakan faktor pendorong para migran meninggalkan
daerah asal menuju ke daerah-daerah yang memiliki lebih
banyak kesempatan memperoleh sumber daya sosial ekonomi.
Manifestasi kemiskinan tersebut ditandai oleh pendapatan
yang rendah di sektor pertanian, produktivitas rendah dan
gejala pengangguran yang parah.

Item Type: Book
Keywords: mobilitas penduduk; konsep wilayah dan teori; teori tentang perilaku; kesejahteraan dan kualitas hidup; teori tentang migrasi; kebijakan pemerintah
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory. Demography
H Social Sciences > HB Economic Theory. Demography > HB75 History of economics. History of economic theory
H Social Sciences > HB Economic Theory. Demography > HB848 Demography. Population. Vital events
Divisions: Fakultas Ekonomi
Depositing User: Mrs Catur Dedek Khadijah
Date Deposited: 01 May 2023 04:56
Last Modified: 01 May 2023 04:56
URI: https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/51946

Actions (login required)

View Item
View Item