KAJIAN ENTNOBIOLOGI IKAN DEPIK (Rasbora tawarensis) SEBAGAI HEWAN ENDEMIK SUKU GAYO

Etnobiologi sebagai disiplin ilmu belum berkembang dengan baik di Indonesia. Artikel ini memberikan gambaran tentang perkembangan disiplin ilmu etnobiologi terhadap Rasbora tawarensis yang merupakan hewan endemik yang berasal dari Aceh Tengah. Metode penelitian yang digunakan ialah metode study literatur. Dari penelitian yang dilakukan Rasbora tawarensis bagi masyarakat Gayo Ikan Depik ( Rasbora tawarensis ) bermakna sebagai rejeki, kebahagiaan , Serta kebersamaan dan Kasih Sayang Dalam peribahasa masyarakat Gayo dinyatakan bahwa: "Kasih enti lanih, sayang enti Lelang" Artinya, jika cinta tidak datang terlambat, harus diasumsikan bahwa cinta tidak boleh setengah hati. Pada hakikatnya budaya Gayo, kata tersebut adalah semayang/gemasih (cinta).Ikan depik ( Rasbora tawarensis) banyak di temukan di air yang dangkal berarus sedang dan jernih serta tanaman air. Makanan traditional berbahan dasar ikan depik ( Rasbora tawarensis ) ialah pengat depik. Pengat depik merupakan makanan traditional yang mengandung banyak rempah – rempah. Rempah utama yaitu Andaliman dan kunyit di mana Andaliman memiliki arti keteguhan dan ketekunan sedangkan kunyit berarti keberania. Rasbora tawarensis bukan hanya ikan istimewa bagi masyarakat gayo dikarenakan merupakan hewan khas, namun juga memiliki nilai – nilai baik moral maupun spiritual yang amat sangat melekat didiri masyarakat.