Komodifikasi Mitos Budaya di Pulau Samosir: Studi Kasus Pusuk Buhit, Batu Hobon, Batu Sawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Latarbelakang komodifikasi mitos budaya di situs Pusuk Buhit, Batu Hobon, dan Batu Sawan di Pulau Samosir, Bentuk Komodifikasi Situs Budaya Pusuk Buhit, Batu Hobon, Batu Sawan, dan Dampak komodifikasi budaya terhadap masyarakat, ekonomi dan wisata di Pulau Samosir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian sejarah dengan empat tahapan penelitian yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, historiografi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa latar belakang komodifikasi Mitos budaya di Pulau Samosir dimulai sejak Tahun 1975 dengan penetapan kawasan wisata Tuktuk Siadong, pemekaran Kabupaten Samosir Tahun 2003 dan SK Bupati Samosir No. 474 tahun 2017 tentang klasifikasi Objek wisata di Kabupaten Samosir. Dimana poin-poin tersebut ditujuakn untuk mengembangkan pariwisata melalui peraturan dan pengembangan daerah. Dari perkembangan pariwisata di Kabupaten Samosir maka perlunya perluasan Objek-objek wisata baik objek budaya dan objek wisata alam. Bentuk komodifikasi yang paling terlihat dalam objek kajian Batru Hobon, Batu Sawan dan Pusuk Buhit adalah dimodifikasi menjadi bentuk pariwisata dengan bentuk yang mendukung mitos yang ada pada objek budaya tersebut sebagai nilai jual objek tersebut menjadi tempat wisata. Dampak komodifikasi terhadap pariwisata Kabupaten Samosir adalah semakin meningkatkan kunjungan wisata, kemudian dampak terhadap sektor ekonomi adalah meningkatnya pendapatan asli daerah serta mata pencaharian masyarakat yang berubah dari bertani menjadi berdagang serta munculnya perkerjaan yang bergerak pada bidang jasa, dan dampak komodifikasi budaya bagi sosial budaya masyarakat adalah berkurangnya nilai kesakralan objek budaya bagi masyarakat karena komodifikasi situs budaya menjadi objek wisata dianggap mengerus nilai kebudayaan didalamnya