Studi Tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Guru Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Tanjung Morawa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru TK dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi di Kecamatan Tanjung Morawa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 kepala sekolah. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 15 kepala sekolah. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner (angket). Sementara teknik analisis data yang digunakan dengan perhitungan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru TK di kecamatan Tanjung Morawa dengan persentase sebesar (80,55%). Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah melalui: (1) pendekatan supervisi memperoleh persentase sebesar (64,44%). Pelaksanaan supervisi akademik melalui pendekatan supervisi dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu pendekatan direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif; yang mana dari ketiga pendekatan tersebut, kepala sekolah lebih dominan menggunakan arahan secara langsung (pendekatan direktif) kepada guru; (2) teknik supervisi termasuk memperoleh persentase sebesar (64,44%). Pelaksanaan supervisi akademik melalui teknik supervisi dilakukan dengan beberapa teknik yaitu teknik individual: kepala sekolah menerapkan teknik supervisi akademik sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru, kunjungan ke dalam kelas, kunjungan observasi ke sekolah lain, membimbing guru tentang bagaimana cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi masalah yang dialami siswa, membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, percakapan pribadi tentang masalah yang dihadapi guru mengenai pembelajaran, teknik kelompok: mengadakan pertemuan atau rapat (meetings), mengadakan diskusi dengan guru-guru, dan mengadakan penataran-penataran. Yang mana dari kedua teknik tersebut, kepala sekolah lebih dominan menggunakan teknik secara indivual (perseorangan) kepada guru ketika melaksanakan supervisi akademik.