Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Pembekalan Kemampuan Generik Calon Guru Pada Pembelajaran Kimia Organik

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membekali calon guru dengan kemampuan generik kimia yang merupakan kemampuan dasar yang dapat ditumbuhkan ketika peserta didik menjalani proses belajar ilmu kimia yang bermanfaat sebagai bekal meniti karir dalam bidang yang lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pengembangan model pembelajaran berbasis masalah yang valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan kemampuan generik kimia calon guru pada mata kuliah Reaksi- Reaksi Kimia Organik. Kemampuan generik kimia yang dikembangkan meliputi kemampuan konsistensi logis, abstraksi, bahasa simbolik, logical frame, sebab akibat, pemodelan, pemahaman skala dan pengamatan langsung. Penelitian ini dirancang dengan metode kuasi eksperimen dengan bentuk ” non-equivalent group Pretest-posttest design” Data dikumpulkan melalui tes kemampuan generik kimia, tes kemampuan berpikir kritis, lembar observasi dan tanggapan terhadap proses pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia di salah satu Universitas Negeri di Sumatera Utara sebanyak 76 mahasiswa yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan MPBM-PKGK dan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar dan LKM serta video praktikum adalah valid, instrument untuk mengukur kemampuan generik kimia adalah valid dan reliabel dan hasil uji coba menunjukkan MPBM-PKGK praktis dan efektif. Terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran direct instruction dalam meningkatkan semua kemampuan generik kimia calon guru, di mana model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan generik kimia dengan %N-gain rata rata pada kategori tinggi. N-gain tertinggi diperoleh pada kemampuan generik pemodelan dan terendah pada kemampuan generik logical. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap kemampuan generik kimia calon guru baik pada kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah ataupun pembelajaran direct instruction. Ada interaksi antara model pembelajaran yang dikembangkan dan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa calon guru. Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran dengan model yang dikembangkan adalah mereka sangat setuju dan merasa puas yang ditunjukkan dari aspek perhatian, pertambahan konsep, keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi dosen lain untuk menerapkan MPBM-PKGK yang dikembangkan sehingga dapat membekalkan kemampuan generik kimia mahasiswa para calon sarjana pendidikan kimia.