Laki-laki Feminis Pengguna Metode Kontrasepsi Vasektomi di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Stereotip bahwa KB identik dengan urusan perempuan adalah anggapan yang keliru, karena KB juga menjadi urusan laki-laki. Kondisi tersebut menyebabkan banyak laki-laki malu untuk terlibat didalamnya, padahal pengembangan program KB telah diarahkan agar responsif gender, namun realita kehidupan menunjukkan peran laki-laki dalam urusan KB belum begitu besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengambilan keputusan dalam penggunaan vasektomi, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi laki-laki dalam penggunaan vasektomi serta mendeskripsikan bentuk partisipasi laki-laki dalam program KB vasektomi. Penelitian ini menggunakan teori dekonstruksi dalam menganalisis peran gender laki-laki dalam program KB. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi dari James Spradley. Informan penelitian ditentukan berdasarkan teknik purposive dengan melibatkan lima pasangan suami istri yang menggunakan metode kontrasepsi vasektomi dan lima pasangan suami istri yang tidak menggunakan metode kontrasepsi vasektomi, Penyuluh KB dan Kepala Bidang pengelola program KB. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis domain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan metode kontrasepsi vasektomi dapat dibedakan menjadi keputusan bersama suami dan istri dan keputusan suami. Terdapat beberapa faktor yang mendorong pasangan untuk menggunakan metode kontrasepsi vasektomi yaitu pengaruh gangguan kesehatan istri ketika ber-KB, faktor rendahnya tingkat ekonomi keluarga, jumlah anak yang dimiliki serta adanya insentif menjadi akseptor (pengguna) kontrasepsi vasektomi. Terdapat juga beberapa faktor yang menghambat penggunaan kontrasepsi tersebut seperti adanya pengaruh budaya patriarkhi yang menyebabkan perempuan masih dianggap sebagai pengguna utama kontrasepsi, adanya stereotipe negatif tentang vasektomi, rasa takut dan malu, vasektomi yang bersifat permanen dianggap menyulitkan pasangan serta faktor kekhawatiran menurunnya kemampuan seksual laki-laki. Bentuk partisipasi laki-laki dalam program KB vasektomi dapat dibedakan menjadi bentuk keterlibatan (involement) dan partisipasi aktif sebagai Kader KB dan public figure karena menjadi pemenang lomba KB Lestari tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2018, namun peran tersebut bersifat temporer. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi vasektomi bersifat multiple factor. Artinya tidak terdapat faktor tunggal yang mendorong atau menghambat penggunaannya. Bentuk partisipasi dalam program KB vasektomi berbeda-beda namun partisipasi aktif didalamnya masih bersifat temporer dan belum menjadi program berkelanjutan. Penulis menyarankan agar penyebarluasan program vasektomi dapat dilakukan secara masif dan berkesinambungan dan untuk merekrut calon akseptor vasektomi dapat dilakukan dengan pendekatan secara personal dengan melibatkan suami dan istri.