MAKNA DAN FUNGSI RITUAL TIMBANG BERAT PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

Yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini ialah mengenai makna dan fungsi dari ritual “timbang berat” yang pada awalnya di lakukan oleh orang Melayu tetapi sekarang etnis di luar Melayu juga ikut melakukan ritual “timbang berat” yang ada di Kecamatan kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Ritual “timbang berat” ini pada awalnya dilakukan untuk membuang mamis (penyakit) yang ada di tubuh seseorang pada saat bayi hingga dewasa. Permasalahan yang menjadi objek kajian dari penelitian ini ialah tentang apa sebenarnya makna dan fungsi dari ritual “timbang berat” ini, apakah ritual ini masih dilakukan sampai sekarang dan apakah ada perubahan pada tahap-tahap pelaksanaan ritual ini, serta bagaimana tanggapan masyarakat yang mempercayai ritual “timbang berat” ini.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sebenarnya ritual “timbang berat” itu, dan bagaimana tata cara pelaksanaan dari ritual “timbang berat” ini, dan untuk mengetahui kenapa beras yang digunakan sebagai penyeimbang berat si anak bisa berkurang dengan sendirinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan narasumber nenek Rusilah (nenek Andong) sebagai pawang/pemimpin ritual, masyarakat yang melakukan ritual “timbang berat” tersebut. Data dikumpul dengan teknik : observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang ada di Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan masih melakukan ritual “timbang berat” ini sampai sekarang bahkan yang ikut melakukan ritual tersebut bukan lagi dari etnis Melayu saja, tetapi dari luar etnis Melayu juga ikut melakukannya. Selanjutnya berdasarkan keterangan dari pawang ritual (nenek Rusilah) tidak ada perubahan yang terjadi dari segi pelaksanaannya dari dulu hingga sekarang. Masyarakat yang ikut melakukan ritual “timbang berat” ini tetap mempercayai bahwa dengan melakukan ritual “timbang berat” ini dapat membuang mamis (penyakit) yang ada di tubuh seseorang yang sebaiknya mulai dilakukan pada saat bayi hingga dewasa. Ritual “timbang berat” ini juga dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-quran oleh pawang ritual yaitu nenek Rusilah (nenek Andong). Hingga sekarang ritual “timbang berat” adalah sebuah tradisi yang harus dilakukan bagi mereka yang mempercayai bahwa mamis (penyakit) itu ada di tubuh seseorang dan sebagai penghormatan terhadap nenek moyang dahulu yang telah melaksanakan dan mewariskan tradisi ritual “timbang berat” ini secara turun temurun.