RESPON SISINGAMANGARAJA XII TERHADAP AKTIVITAS ZENDING RMG (RHEINISCHE MISSION GESELLSCHAFT) 1875-1907

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) Alasan Zending RMG melakukan pekabaran Injil di Tanah Batak, (b) Aktivitas Zending RMG di Tanah Batak, (c) Respon Sisingamangaraja XII Terhadap Aktivitas Zending RMG (1875-1907). Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis menggunakan metode penelitian sejarah dengan metode penelitian kepustakaan (library research). Kemudian untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu memperoleh informasi data dan peristiwa yang bersumber dari buku-buku, jurnal dan sejenisnya yang bersangkutan dengan Respon Sisingamangaraja XII Terhadap Aktivitas Zending RMG 1875-1907. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa alasan kedatangan Zending RMG ke Tanah Batak yang pertama, karena politik Wig yang dilakukan Belanda setelah dapat menaklukkan pasukan Paderi dari Tanah Batak, politik ini adalah untuk menghentikan pergerakan Aceh dari Utara yang beragama Islam dengan Sumatera Barat dari Selatan beragama Islam, dan politik Belanda diikuti dengan penyebaran misi Kristen di daerah Batak. Kedua, karena Perang Banjar meletus di Kalimantan tahun 1859 banyak missionaris RMG yang hilang dan meninggal, sehingga pada tahun yang sama RMG melakukan kerjasama dengan Zending Ermelo Belanda dan berakhir dengan mengambil alih misi di Tanah Batak mulai tanggal 7 Oktober 1861. Aktivitas yang dilakukan oleh Zending RMG di Tanah Batak yang pertama, melakukan kerjasama dengan pemerintah Belanda, karena untuk melakukan pekabaran injil para missionaris harus meminta izin dengan pemerintah Belanda dan harus mematuhi syarat yang diberikan. Kedua, menjalin hubungan dengan Raja-raja Huta (kampung), mendapatkan izin dari raja-raja Huta sangat menentukan berhasil tidaknya usaha penginjilan di daerah yang masih “Heiden” (merdeka). Ketiga, membuka sekolah dan gereja yang sekaligus berfungsi sebagai pos penginjilan, tempat ibadah dan keempat, mendirikan rumah sakit, Juni 1900 rumah sakit pertama di Tanah Batak didirikan di Pearaja Silindung. Respon Sisingamangaraja XII Terhadap Aktivitas Zending RMG sebagai berikut (1) Respon terhadap kerjasama Zending RMG dengan Pemerintah Belanda, Sisingamangaraja XII secara resmi menyatakan perang Pulas (perang menurut adat istiadat Batak) terhadap Belanda yang mulai memperluas ekspansinya di Tanah Batak. (2) Respon terhadap hubungan Zending RMG dengan Raja-raja Huta (kampung), Sisingamangaraja kecewa karena mengetahui bahwa Raja Pontas ikut memeranginya dan Raja Pontas telah menghianati sekaumnya sehingga Sisingamangaraja XII juga memerangi Raja-raja Batak yang sudah beragama Kristen. (3) Respon terhadap Zending RMG mendirikan Gereja dan Sekolah, Sisingamangaraja XII dan pasukannya menyerbu rumah pendeta Kessel di Lintongnihuta yang sedang membuka penginjilan disana, begitu juga gereja dan sekolah Kristen yang ada dirusak dan dibakar.