Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetalmi basil belajar bahasa Jerman antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan komunikatif dan siswa yang diajarkan dengan pendekatan structural, (2) mengetahui perbedaan basil belajar bahasa Jerman antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan siswa yang memiliki ketnamptianverbal rendah; (3) mengetabui apakah ada interaksi antara pendekatan penibelajaran dan kematnpuan verbal terhadap basil belajar bahasa Jerman.Penelitian ini merupakan quasi-eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Medan. Populasi dalam penelitian ini terdiri dan 366 orang siswa dan sarripel berjumlah 68 orang yang diambil dengan cluster random sampling yang terdiri dari 34 orang siswa kelas X1 IPA1 dengan pendekatan komunikatif dan 34 orang siswa kelas XI IPA2 dengan pendekatan structural. Tes psikologi diberikan kepada siswa untuk mengklasifikasikan kemampuan verbal yang dimiliki siswa yaitu ketnampuan verbal tinggi dan rendah. Iltuuk tes kemampuan verbal digunakan tes psikologi yaitu tes Differential Aptitude Test (DAT). Untuk menguji hipotesis, basil belajar bahasa Jerman digunakan basil belajar bahasa Jerman siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan basil belajar bahasa Jerman siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah. Uji statistik yang digunakan terlebih dahulu digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial digunakan ANAVA 2 jalur, sebelutri ANAVA 2 jalur digunakan terlebih dahulu digunakan uji analisis data yaitu uji normalitas dan uji boinogenitas. Instrumen yang digunakan untuk basil belajar bahasa Jerman adalah pilihan berganda yang berjumlah 50 butir soal dimana reliabilitas tes yaitu 0,846 yang menggunakan rumus K-R 20.Hasil pengujian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan pendekatan komunikatif merniliki basil belajar bahasa Jertnan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan struktural. Ini ditunjukkan dari Fhitung=78,823>Ftabel(0.05) = 4,06 pada taraf signifikan α = 0.05. Siswa yang rneiniliki kemampuan verbal tinggi akan memperoleh basil belajar yang Iebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemapuan verbal rendah. Ini ditunjukkan dari Fhitung =5,101>Ftabel(005) = 4,06 pada taraf signifikanα = 0,05. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajarart dan kemampuan verbal terhadap basil belajar bahasa Jerrnan. Ini ditunjukkan dari Fhitung =10.306>Ftabel(0.05) = 4,06 pada taraf signifikan α=0,05 . Hipotesis ini telaj menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan pendekatan komunikatif akan mendapat basil belajar bahasa Jerman yang Iebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan stnictural. Siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah akan memberikan basil belajar bahasa Jerman yang Iebih tinggi jilca diajarkan dengan pendekatan structural dibadingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan komunikatif.