PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan scientific, meliputi: (a) kadar aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran, (b) tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, (c) respon siswa terhadap komponen dan proses pembelajaran, (d) pencapaian tujuan belajar siswa dilihat dari kemampuan pemecahan masalah baik secara individu maupun klasikal; 2) peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA1 dan XI-IPA2 SMA Nur Azizi Tanjung Morawa sebanyak 40 orang dan objek penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas proses pembelajaran yang dilakukan. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kemampuan guru, angket respons siswa serta tes kemampuan pemecahan masalah. Bahan ajar yang dikembangkan (RPP, buku petunjuk guru, buku siswa, dan LAS) sudah memenuhi tingkat kevalidan, dimana secara berturut-turut nilainya adalah 4,05; 4,17; 4,18; dan 4,03 demikian pula untuk tes kemampuan pemecahan masalah dengan koefisien realibilitas untuk postes sebesar 0,911. Berdasarkan data yang diperoleh dari ujicoba terhadap bahan ajar diketahui bahwa: 1) bahan ajar yang dikembangkan telah dapat memenuhi efektivitas proses pembelajaran, dimana: (a) kadar aktivitas siswa telah memenuhi batas toleransi waktu ideal dengan pemanfaatan LAS yang baik dalam pembelajaran pada ujicoba I maupun ujicoba II, (b) kemampuan guru (NKG) pada ujicoba I sebesar 2,96 dan pada ujicoba II sebesar 3,38, (c) respons siswa terhadap bahan ajar dan proses pembelajaran sudah positif pada ujicoba I maupun ujicoba II, (d) persentase ketuntasan belajar pada saat postes telah mencapai batas ketuntasan minimal, yaitu 82,00% siswa mendapat nilai lebih dari 2,66 (B-); 2) terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari postes I dan postes II, yaitu dari skor 70,50 menjadi 82,00.