KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN POSISI ASAM LEMAK OMEGA-3 DALAM MINYAK IKAN

Pandiangan, Maruba (2016) KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN POSISI ASAM LEMAK OMEGA-3 DALAM MINYAK IKAN. In: Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2016, 30-31 May 2016, Medan.

[img] Text
Fulltext.pdf - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg - Published Version

Download (0B)
[img] Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt - Published Version

Download (0B)

Abstract

Metabolisme lemak ditentukan oleh komposisi dan posisi asam lemak (sn-1, sn-2 dan sn-3) yang teresterkan di dalam molekul lemak. Berdasarkan segi nutrisi perbedaan ini akan mempengaruhi penyerapannya dalam sistem pencernaan. Jumlah total asupan lemak yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 30% kebutuhan total kalori, sedangkan rasio yang baik dalam makanan antara asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dan asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) ialah 1:1:1. Minyak ikan merupakan sumber asam lemak yang penting khususnya asam lemak tidak jenuh dengan banyak ikatan rangkap (PUFA) n-3 atau yang lebih dikenal dengan sebutan omega-3 berupa asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA) yang merupakan asam lemak esensial untuk manusia karena tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia itu sendiri. Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 telah terbukti efektif menurunkan resiko serangan jantung. EPA dan DHA juga bermanfaat terhadap penyembuhan gejala keloid, menurunkan kolesterol dalam darah khususnya LDL, anti agregasi platelet, dan anti inflamasi. Pada minyak nabati, SFA banyak ditemukan pada posisi sn-1,3 sedangkan untuk MUFA dan PUFA banyak ditemukan pada posisi sn-2. Sebaliknya pada lemak hewani, banyak ditemukan SFA pada posisi sn-2. Dalam hal ini asam lemak yang bermanfaat bagi kesehatan (PUFA) pada posisi sn-2 maka absorpsinya lebih baik, sehingga dapat diserap dengan baik. Asam lemak bebas rantai panjang dan jenuh yang dihidrolisis dari posisi sn-1,3 tidak diserap dengan baik, karena titik leleh yang tinggi akan berupa zat padat dan dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium membentuk garam atau sabun yang tidak larut dalam air.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Keywords: Asam lemak; Minyak ikan; Enzim lipase; Omega-3
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD241 Organic chemistry
Q Science > QD Chemistry > QD450 Physical and theoretical chemistry
Q Science > QD Chemistry > QD71 Analytical chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Depositing User: Mrs Harly Christy Siagian
Date Deposited: 20 Mar 2017 07:30
URI: http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/23755

Actions (login required)

View Item View Item