MANAJEMEN SUPERVISI PENGAJARAN PADA GURU SMA SW. METHODIST-7 MEDAN (STUDI KASUS KEPALA SEKOLAH DI SMA SW.METHODIST-7 MEDAN)

Latar belakang dari penelitian ini bersumber dari semakin menurunnya kepercayaan masyarakat pengguna pendidikan secara khusus masyarakat sekitar sekolah terhadap keberadaan Perguruan ini sebagai institusi penyedia pendidikan. Hai ini terbukti dalam penerimaan siswa barn setiap tahun ajaran belakangan ini, keadaan siswa yang mendaftar selalu jalan ditempat artinya tidak bertambah dan tidak pula terlalu menurun. Dan menurut data yang diperoleh siswa Baru mendaftar ke sekolah ini pada saat-saat akhir penutupan pendaftaran ( masuk sekolah), sehingga sangat meresahlcan pihak pengurus, kepala sekolah dan guru-guru. Untuk itu dicoba meneliti apa yang menjadi akar permasalahan dan dari sekian banyak faktor penyebah, difokuskan satu yang menjadi topik masalah untuk diteliti yaitu, bagaimana cara atau usaha kepala sekolah melaksanakan manajemen supervisi Pengajaran terhadap guru-guru dalam menjalankan togas mengajar.Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sampai seberapa jauh kebenaran pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, dan bagaimana guru mengaplikasikan hasil supervisi tersebut di depan kelas. Untuk mengetahui tujuan tersebut maka penelitian ini mempergunakan metode penelitian kualitatif Pengurnpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara, Audi dokumentasi, dan melalui ketersediaan foto-foto yang dianggap relevan mendukung data.Temuan penelitian menunjukkan bahwa: Manajemen Supervisi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah di SMA Sw. Methodist-7 Medan, belum maksimum dilaksanakan kepala sekolah. Hal ini dapat diketahui dari minimnya volume program kepala sekolah mengirimIcan gum-guru mengikuti seminar, lokakarya, dan mengundang nara sumber yang ahli dibidang pendidikan.Dari penelitian ini juga diperoleh temuan bahwa kepala sekolah belum melaksanakan manajemen supervisi pembelajaran pada, guru-guru secara sempurna. Sehingga proses pembelajaran kurang efektif sebab guru-guru terutama guru yang bare diterima, belum pernah mendapadcan pelatiahan, seminar dan lokakarya dalam pembelajaran.