ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Kondisi fisik (letak
geografis, topografi,vegetasi, curah hujan, dan kelembaban udara) Pusat
Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit
Lawang, (2). Keadaan Sarana dan Prasarana di lokasi Objek Wisata Pusat
Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit
Lawang, (3). Sapta pesona di lokasi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan
Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang.
Penelitian ini di laksanakan di Desa Perkebunan Bukit Lawang tahun
2014. Dimana terdapat lokasi objek wisata pusat pengamatan orangutan. Populasi
dalam penelitian ini adalah populasi wilayah wisata yang sekaligus menjadi
sampel penelitian (total sampling). Jadi semua unsur sarana dan prasarana yang
ada dilokasi tidak luput dari unsur kajian. Sumber informasi tentang objek wisata
Pusat Pengamatan orangutan. Teknik pengumpulan data diambil dengan cara
melakukan teknik purposive sampling (siapa saja bias menjadi sumber data asal
berumur 17 tahun ke atas ). Penelitian diadakan selama 1 bulan, penelitian
sabtudan minggu pada jam 10.00 s/d 16.00 WIB.
Hasil penelitian ini menunjukan: (1). Kondisi fisik objek wisata Pusat
Pengamatan orangutan dilihat dari letak geografis yaitu berada pada 30 30’ - 30 45’
Lintang Utara dan 900 – 980 15’Bujur Timur, topografi yang terdapat di objek
wisata ini memiliki ketinggian 108 dpl,dan kemiringan 25% sehingga keadaan
tanah yang subur berupa dataran tinggi, berbukit bukit curam, dan terjal. Vegetasi
berupa tumbuhan dominan yaitu berupa tumbuhan pakis, eboni, jambu, kandis,
meranti kuning, liana, tapak itik, rotan, tiung, dammar, pandan dan malutua.
Tumbuhan ini memiliki ketinggian mencapai 1,5 - 25 m, yang biasa dijadikan
tempat untuk sarang orangutan tersebut dan bisa di jadikan pengunjung untuk
berteduh. Curah hujan yang terdapat di objek wisata ini mencapai 383,1 (mm),
dan kelembaban udara berkisar antara 72% - 94%, sehingga di tempat disini selalu
basah. (2). Keadaan sarana dan prasarana di objek wisata ini sudah mendorong
perkembangan pariwisata hanya saja ada beberapa yang belum terlaksana yaitu :
tempat pemberian makan orangutan yang tidak terawat oleh pihak pengelolah.
selain itu, masalah tempat sampah,yang sudah ada tetapi pengunjung yang kurang
peduli akan hal tersebut, dan pondok peneliti yang kurang terawat. Dengan
kondisi bangunan yang kurang terjaga dan terawat dengan baik. (3). Penerapan
Sapta Pesona di lokasi ini dalam keadaan baik hanya saja kebersihan perlu di
tingkat kepada pengunjung yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya,
keramah-tamahan masyarakat sekitar dengan pengunjung sangat kurang, dan
keamanan pengunjung perlu di tingkatkan lagi, karena masih banyak calo yang
membuat pengunjung tidak nyaman.