PELABUHAN NATAL SEBAGAI BANDAR PERDAGANGAN PANTAI BARAT SUMATERA (1830-1890)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembentukan pesisir Natal sebagai salah satu pelabuhan dan bandar perdagangan di Pantai Barat Sumatera. Selanjutnya mengetahui komoditas yang menjadi bahan perdagangan di pelabuhan Natal ini sekaligus peranan pelabuhan delam meningkatkan ekonomi masyarakat Natal. Untuk memperoleh data- data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research) dengan melakukan Observasi ke lokasi penelitian, wawancara dengan tokoh- tokoh masyarakat dan penduduk sekitar lokasi penelitian yang mengetahui sejarah dan aktivitas perdagangan yang ada di pelabuhan Natal serta dokumentasi atau melakukan pemotretan pada bangunan- bangunan yang menggambarkan aktivitas perdagangan di daerah pelabuhan Natal. Studi Pustaka(Library Research), dimana metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mencari dari buku- buku yang berhubungan dengan tema yang diteliti oleh peneliti, literatur, ertikel dan majalah yang ada hubungannya dengan perdagangan yang ada di pelabuhan Natal Kecamatan Mandailing Natal. Dari hasil penelitian diketahui bahwa yang melatar belekangi terbentuknya pelabuhan Natal ialah geografis daerah pelabuhan ini sangat strategis dan menguntungkan secara ekonomi, sehingga dapat disinggahi oleh kapal Eropa. Komoditas yang bagus dan dapat bersaing di pasar Internasional, hal ini menjadi daya tarik dimata saudagar asing untuk datang dan berdagang di pelabuhan Natal. Awalnya pelabuhan Natal ini hanyalah pelabuhan nelayan yang sederhana, namun sejak tahun 1843 dimana terjadinya reorganisasi pemerintahan yang menetapkan Mandailing- Angkola sebagai residen Tapanuli sehingga pengangkutan komoditas ekspor yang dulunya diangkut ke pelabuhan Air Bangis dialihkan ke pelabuhan Natal. Pelabuhan Natal menjadi pelabuhan utama dalam residen Tapanuli. Dan mulai melakukan ekspor barang keluar negari.