PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS BERBASIS PRINSIP REKONSILIASI DAN NILAI TRADISIONAL

Kemiripan konsep Pohon Hayat dengan dialektika Hegel, sertakemiripan struktur Borobudur dengan ajaran Tiga Instansi. Id, Ego dan Superego dari Psikoanalisa, menunjukkan bahwa warisan Budaya tradisional memiliki makna universal. Diasumsikan, prinsip transfigurasi yang digunakan Hegel mencerminkan transfigurasi Pohon Hayat dalam dialektika Hegel. Demikian halnya, prinsip diferensiasi dalam Psikoanalisa mencerminkan diferensiasi struktur Borobudur dalam Tiga Instansi. Kekuatan rasionalitasnya dimanfaatkan sebagai basis proses kreatif untuk menyerap artifak budaya nusantara dalam melukis. Penelitian eksperimen yang melibatkan pelukis dipandang sebagai langkah efektif untuk menyosialisasikan. Keberhasilan salah seorang dari sepuluh responden penelitian, sekalipun scara kuantitatif perbandingannya tidak memadai untuk dijadikan dasar menyatakan keberhasilan program penelitian, namun dari alasan bahwa yang menjadi responden penelitian ialah seniman profesional, maka keengganan untuk merubah gaya lukisan dupat dimaklumi, karena dapat mengganggu kredibilitas ciri khas corak lukisannya bagi khalayak peminatnya. Sebaliknya, bagi yang bersedia rnerornbak gaya lukisannya untuk kepentingan program penelitian, sudah memperhitungkan risiko dari perubahannya itu, dan bersedia untuk mulai belajar dari awal lagi. Di samping itu kesediannya untukrnerubah gaya lukisan dalam eksperimen penelitian, ada manfaat yang dapat dipetik responden untuk kebutuhan inovasi dalam pengembangan gaya lukisannya. Oleh karena itu, kesediannya untuk mau merubah patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Dengan demikian, sekalipun hanya seorang responden yang memenuhi kriteria pelaksanaan program penelitian, eksperimen penelitian ini dianggap berhasil.